ALAT TANGKAP PURSE SEINE MENGGUNAKAN ECHOSOUNDER
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1
LATAR BELAKANG MASALAH
Kegiatan penangkapan ikan merupakan aktivitas
yang dilakukan untuk mendapatkan sejumlah hasil tangkapan, yaitu berbagai jenis
ikan untuk memenuhi permintaan sebagai sumber makanan dengan menggunakan
berbagai jenis alat tangkap. Adanya
permintaan menyebabkan terjadi siklus ekonomi dimana akan terjadi keuntungan
dan kerugian, sehingga aktivitas penangkapan akan dilakukan dengan meningkatkan
produksi ikan untuk meraih keuntungan yang sebesar-sebesarnya oleh pelaku usaha
penangkapan ikan.
Kecirian perikanan tangkap adalah
ketidakpastian yang cukup tinggi, karena dalam operasi penangkapan ikan nelayan
harus mampu menentukan lokasi penangkapan ikan yang potensil. Permasalahan
utama dalam kegiatan penangkapan ikan adalah menentukan lokasi penangkapan yang
potensil, karena jenis ikan cakalang merupakan kelompok ikan pelagis besar yang
selalu melakukan migrasi dengan jarak jauh. Salah satu indikator dalam
menentukan
Aktivitas perikanan dimulai dengan usaha
melakukan penangkapan ikan ataupun mengumpulkan biota akuatik (rumput laut,
kerang-kerangan dan lain-lain). Penangkapan ikan tentu saja didukung oleh
teknologi penangkapan ikan yang memadai dan berwawasan lingkungan. Hal ini
bertujuan agar hasil tangkapan yang diperoleh maksimal serta tidak menimbulkan
kerusakan pada habitat ikan sehingga sumberdaya ikan tetap lestari. Operasi
penangkapan ikan oleh setiap jenis alat tangkap memiliki perbedaan. Hal ini
dikarenakan setiap jenis alat tangkap memiliki kontruksi yang berbeda yang
disesuaikan dengan target tangkapan dan kondisi perairan pada daerah
penangkapan ikan, contohnya alat tangkap purse seine. Alat tangkap purse seine
adalah alat (gear) yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis yang membentuk
gerombolan. Perikanan purse seine menghasilkan sebanyak 15,1 % dari total hasil
tangkapan berbagai alat tangkap di Jepang, dengan demikian purse seine
merupakan alat penangkapan yang penting baik untuk perikanan pantai maupun
perikanan lepas pantai. Panjang purse seine bergantung pada dimensi kapal,
waktu operasi, dan jenis ikan yang akan ditangkap. Begitu pula dimensi kapal,
semakin besar dimensi kapal maka kemampuan kapal tersebut untuk membawa jaring
dan alat bantu penangkapan ikan lainnya semakin besar dengan demikian jarak
jangkau fishing ground akan semakin luas. Pengoperasian alat tangkap purse
seine tentu saja didukung oleh berbagai alat bantu dengan tujuan agar hasil
tangkapan yang diperoleh maksimal. Alat bantu penangkapan adalah alat yang
digunakan untuk memudahkan proses penangkapan ikan dengan alat tangkap tertentu.
Contoh alat bantu penangkapan yang umumnya digunakan yakni rumpon, lampu dan
alat bantu navigasi seperti fish finder, echosounder dan lain sebagainya
Echo-sounder atau fish finder sebagai alat
bantu dalam operasi penangkapan ikan merupakan alat pengindraan jarak jauh
dengan prinsip kerja menggunakan metode akustik yaitu sistem sinyal yang berupa
gelombang suara. Sinyal yang dipancarkan kedalam laut secara vertikal setelah
mengenai obyek, pantulan sinyal diterima kembali kemudian diolah sehingga
menghasilkan keterangan tentang kedalaman laut, kotur dan tekstur dasatr laut
dan posisi dari gerombolan ikan.
I.2
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini, yaitu:
1.
Jelaskan
pengertian dan hal-hal yang menyangkut Purse seine!
2.
Jelaskan
Pengertian Echosounder !
3.
Bagaimana
cara menggunakan alat tangkap purse seine dengan alat bantu penangkapan
echosounder?
I.3 TUJUAN
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu; Mahasiswa mampu
menjelaskan pengertian dan hal-hal yang menyangkut alattangkap purse seine;
Mengetahui Pengertian dan kegunaan alat bantu penangkapan echosounder; dan
Menjelaskan secara lengkap cara menggunakan alat tangkap purse seine dengan
alat bantu penangkapan echosounder.
BAB
II
PEMBAHASAN
II.1
PURSE SEINE
II.1.1
Pengertian Purse Seine
Purse seine tergolong dalam alat tangkap
jaring lingkar dengan menggunakan tali kerut (purse line) yang
terletak di bagian bawah jaring. Dengan adanya tali kerut memungkinkan jaring
ditutup seperti pundi-pundi terbalik dan mengurung ikan yang
tertangkap. Pukat cincin dapat berukuran sangat besar dan dioperasikan
oleh satu atau dua buah kapal. Biasanya purse seine dioperasikan oleh satu kapal dengan atau tanpa bantuan kapal
pembantu.
Menurut Ayodhyoa (1972), purse seine biasa
disebut juga dengan jaring kantong karena bentuk jaring tersebut waktu
dioperasikan menyerupai kantong. Pukat cincin kadang-kadang juga disebut jaring
kolor karena pada bagian bawah jaring (tali ris bawah) dilengkapi dengan tali
kolor yang gunanya untuk menyatukan bagian bawah jaring sewaktu operasi dengan
cara menarik tali kolor tersebut. Pukat cincin digunakan untuk menangkap ikan yang
bergerombol (scholling) di permukaan laut.
II.1.2 Deskripsi Alat Tangkap
Satu
unit purse seine terdiri dari jaring, kapal, dan alat bantu (roller, lampu,
echosounder, dsb). Bagian-bagian
purse seine:
1. Kantong
(bag, bunt)
2. Badan
jaring
3. Tepi
jaring
4. Pelampung
(float)
5. Tali pelampung (float line)
6. Sayap
(wing)
7. Pemberat
(sinker, lead)
8. Tali
penarik (purse line)
9. Tali
cincin (purs ring)
10. Selvage (srampatan) (Fiqrin, 2010).
II.2 ECHOSOUNDER
II.2.1 Pengertian
Acoustic System mulai dikenal dan populer dengan istilah SONAR (sound navigation and
ranging). ASDIC 'Allied
Submarine Detection Investigation Committee' pada masa
Perang Dunia I (PD I).
Lalu Acoustic System mulai dikembangkan oleh Inggris pada masa pra-Perang Dunia
II (PD II) dengan membuat ASDIC (Anti Sub-marine Detection Investigation
Committee) yang terbukti sangat berguna bagi Angkatan Laut Negara-negara Sekutu
pada PD II. Setelah PD II berakhir, penggunaan akustik semakin berkembang luas
untuk tujuan damai dan ilmiah, antara lain digunakan untuk; mempelajari proses
perambatan suara pada medium air, penelitian sifat-sifat akustik dan
benda-benda yang terdapat pada suatu perairan, komunikasi dan penentuan posisi di
kolom perairan. Selanjutnya perkembangan akustik semakin pesat pada awal dekade
70-an karena telah ditemukan Echo Integrator yang dapat menghasilkan nilai
absolut untuk pendugaan dan estimasi bawah air.
Awalnya echo suonder hanya digunakan untuk
mendeteksi jarak antara sumber suara dikapal dengan sumber pantulan yaitu dasar
laut atau mengukur kedalaman dasar laut, namun dengan perkembangan teknologi
serta pesatnya penyebarannya hingga dikenal di dunia perikanan
tangkap.Echo-sounder dapat memberikan informasi kedalaman dasar perairan dan
gerombolan ikan yang diperlukan bagi nelayan, nelayan dapat memperkirakan alat
tangkapnnya sesuai atau tidak untuk dioperasikan pada kedalaman yang
terdeteksi, seperti misalnya alat tangkap rawai dasar dan pancing ulur untuk
ikan dasar, panjang tali yang mesti disediakan.
Echosounder adalah alat untuk mengukur
kedalaman air dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air
dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air (Parkinson,
B.W., 1996). Echosounder terdiri dari 2 macam yaitu :
a. Single-Beam Echosounder
Single-beam echosounder
merupakan alat ukur kedalaman air yang menggunakan pancaran tunggal sebagai
pengirim dan pengiriman sinyal gelombang suara.Komponen
dari single-beam terdiri dari transciever
(transduceratau receiver) terpasang pada lambung kapal.Sistem ini mengukur
kedalaman air secara langsung dari kapal penyelidikan. Transciever mengirimkan
pulsa akustik dengan frekuensi tinggi yang terkandung dalam beam (gelombang
suara) menyusuri bagian bawah kolom air. Energi akustik memantulkan sampai
dasar laut dari kapal dan diterima kembali oleh tranciever.Transciever terdiri
dari sebuah transmiter yang mempunyai fungsi sebagai pengontrol panjang
gelombang pulsa yang dipancarkan dan menyediakan tenaga elektris untuk besar
frekuensi yang diberikan.
·
Transmiter
ini menerima secara berulang-ulang dalam kecepatan yang tinggi sampai pada orde
kecepatan milisekon.
·
Range
frekuensi single-beam echosounder relatif mudah untuk digunakan,
tetapi hanya menyediakan informasi kedalam sepanjang garis trak yang dilalui
oleh kapal (Urick , 1983).
b. Multi-Bean Echosounder
Multi-Beam Echosounder
merupakan alat untuk menentukan kedalaman air dengan cakupan area dasar laut
yang luas.Prinsip operasi alat ini secara umum adalah berdasar pada pancaran
pulsa yang dipancarkan secara langsung ke arah dasar laut dan setelah itu
energi akustik dipantulkan kembali dari dasar laut (sea bad), beberapa pancaran
suara (beam) secara elektronis terbentuk menggunakan teknik pemrosesan sinyal
sehingga diketahui sudut beam. Multi beam echosounder dapat
menghasilkan data batimetri dengan resolusi tinggi (0,1 m akurasi vertikal dan
krang dari 1 m akurasi horizontalnya) (Urick, 1983).
Echosounder
berdasar output yang dihasilkan terdiri dari 2 macam yaitu :
a. Recording Echosounder
Echosounder perekam membuat gambar yang memperlihatkan
kedalaman ikan dan dasar laut. Gambar-gambar yang dibuat akan tergambar pada
sehelai kertas sehingga bisa disimpan untuk dilihat kemudian.
b.
Echo
sounder Warna
Echosounder
warna adalah jenis alat yang terbaru. Echosounder warna tidak dapat membuat
gambar pada selembar kertas,tetapi echosounder warna memiliki part khusus yang
dapat memanggil kembali gambar-gambar lama yang telah diperoleh dan
memperlihatkannya melaluimonitor ketika diperlukan.
II.2.2
Fungsi Echosounder
Kegunaan dasar dari echosounder yaitu menentukan
kedalaman suatu perairan dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke
dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air. Data
tampilan juga dapat dikombinasikan dengan koordinat global berdasarkan sinyal
dari satelit GPS yang ada dengan memasang antena GPS (Parkinson,
B.W., 1996).Echo sounders mengukur kedalaman air dengan membangkitkan
pulsa akustik pendek atau ping yang dipancarkan ke dasar air kemudian
mendengarkannya kembali dari dasar air itu. Waktu antara pulsa akustik yang
dipancarkan dan kembalinya echo adalah waktu yang diperlukan gelombang akustik
untuk merambat ke dasar air dan memantul kembali ke permukaan air. Dengan
mengetahui waktu dan kecepatan suara di dalam air, maka kedalaman dasar air
dapat dihitung. Sebagai contoh, jika diperoleh data 10 detik antara saat ping
yang dipancarkan dan didengar echonya, dan menggunakan kecepatan suara 1500
m/s, maka perjalanan atau perambatan gelombang akustik yang ditempuh adalah 10
detik x 1500 m/s = 15000 m. Karena ini adalah perjalanan pulang pergi “distance to target end back, maka jarak
alat ke dasar air adalah separuh dari 15000 m, atau 7500 m. Secara umum dapat
dirumuskan:
Jarak = (1/2) x Kecepatan suara x Waktu Echo (Burdic, 1991).
Untuk menghasilkan suatu gelombang akustik, sebuah echo
sounder menggunakan sebuah alat yang disebut proyektor.Proyektor dapat
menghasilkan gelombang akustik di dalam air, dan ada banyak lagi bentuk dari
proyektor yang diseduaikan untuk aplikasi-aplikasi yang spesifik (Herli
Firdaus, 2008).
II.2.3 Cara Pengoperasian Echo Sounder
Sebelum
mengoperasikan echo sounder, hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah
mengetahui fungsi kerja dari bagian-bagian dari echo sounder itu sendiri.
1.
Kedalaman dalam jarak akustik
3.
Range pengaturan di perangkat lunak
4.
Lebar petak dasar laut
5.
Tow sisi kedalaman scan sonar
6.
Pelabuhan dan pemisah saluran kanan
7.
Lebar balok horizontal
Cara Pemakaian dari echo sounder ini adalah sebagai
berikut :
- Memasang alat dan cek keadaan
alat sebelum memulai pengambilan data.
- Pastikan kabel single beam
dan display sudah terpasang.
- Pasang antena, jika
diperlukan input satelit GPS.
- Masukkan single beam kedalam
air.
- Set Skala kedalaman yang
ditampilkan display.
- Set frekuensi yang akan
digunakan 200 Hz untuk laut dangkal atau 50 Hz untuk laut dalam atau dual
untuk menggunakan keduanya.
- Set input data air yaitu
salinitas, temperatur dan tekanan air.
- Pengambilan data.
- Pemrosesan data.
II.2.4 Cara Pengukuran & Pembacaan Echo Sounder
Perhitungan
kedalaman diperoleh dari setengah waktu pemantulan signal dari echo sounder memantul ke dasar laut
kemudian kembali ke echo sounder.
Nilai waktu yang diperoleh di konversikan dengan kecepatan gelombang suara di
dalam air. Untuk data kedalaman yang lebih tepat, dimasukkan pula data-data
temperatur air, salinitas air dan tekanan air. Hal ini diperlukan untuk
memperoleh konversi yang tepat pada cepat rambat suara di dalam air.
Berikut
adalah perhitungannya :
c = 1448.6 + 4.618T2 − 0.0523 +
1.25 * (S − 35) + 0.017D
dimana
:
c =
kecepatan suara (m/s)
T =
temperatur (degrees Celsius)
S =
salinitas (pro mille)
D =
kedalaman
II.2.5 Kelebihan & Kekurangan Echo Sounder
Adapun
kelebihan dan kekurangan dari penggunaan echo
sounder itu adalah sebagai berikut :
a.
Kelemahan dari penggunaan echo sounder adalah jika semakin dalam
laut, gambar yang dihasilkan semakin tidak jelas (tidak terlihat lebih spesifik
gambar karang, ikan, kapal karam,dan
sebagainya). Contoh ketika echo
sounder digunakan di akuarium
yang berisi ikan, gambar yang dihasilkan lebih jelas, hal ini dipengaruhi oleh
laut. Disamping itu mengganggu komunikasi antar hewan laut contohnya paus dan
lumba–lumba.
b.
Keuntungan dari penggunaan echo sounder adalah dapat mengukur
kedalaman laut yang disertai dengan pemetaan dasar laut, disamping itu
digunakan nelayan untuk mengetahui gerombolan ikan,serta dapat mengukur suhu
air pada kedalaman tertentu. Penggunaan teknologi ini sangat membantu dalam
pencarian sumber daya ikan yang baru, sehingga akan mempercapat pengambilan
keputusan atau kebijakan, terutama untuk menetapkan daerah penangkapan ikan
agar potensi ikan dapat dipertahankan
II.3 Hubungan Alat Penangkapan Purse Seine
dengan MenggunakanAlat Bantu Echosounder
Teknik Operasi Dengan Mengejar Gerombolan Ikan
1)
Pertama-tama
harus menemukan gerombolan ikan. Ciri-ciri adanya gerombolan ikan biasanya ditandai dengan:
ü Adanya perubahan warna air laut, karena
gerombolan ikan berenang dekat permukaan
air.
ü Ikan-ikan melompat-lompat dekat permukaan.
ü Adanya buih-buih dekat permukaan laut akibat
udara yang dikeluarkan ikan.
ü Burung-butung yang menukik dan menyambar di
permukaan hal-hal tsb diatas biasanya terjadi pada saat senja atau pagi hari
Namun,
setelah berkembangnya jaman, metode tradisional menemukan target sudah jarang
digunakan dan cenderung kea lat bantu penangkapan modern seperti halnya Sonar.
Penggunaan
Sonar dan Echosounder sebagai alat pendeteksi ikan (Fish
Finder), yang juga dilengkapi dengan GPS Receiver dan Marine
Radar. Penggunaan alat-alat ini diharapkan dapat membantu para
nakhoda di dalam memburu gerombolan ikan yang menjadi targetnya dan pada
akhirnya akan mengurangi lama trip penangkapan.
Sekarang
hampir dipastikan semua kapal purse seine yang beroperasi telah menggunakan
alat-alat tersebut, pastinya GPS, dan setidaknya salah satu dari Sonar atau
Echosounder sebagai fish finder. Transducer dipasang di bagian bawah kapal,
tapi bukan di 1/3 panjang kapal melainkan tepat di bawah kamar mesin.
Sesuai
dengan namanya, SONAR (Sound Navigation and Ranging) digunakan untuk mencari
lokasi gerombolan ikan yang akan ditangkap. Pencarian yang dilakukan
Sonar bersifat horizontal, meski bisa pula digunakan secara vertikal dengan
mengubah angle tranducer. Sebaliknya, Echosounder bekerja secara
vertikal. Selain menginformasikan kedalaman suatu perairan, alat ini juga
menginformasikan type dasar laut yang dilewati kapal. Dengan demikian,
kerusakan jaring akibat terkena batu karang dapat dihindari.
Dalam
teori operasi penangkapan dengan menggunakan Purse Seine, Sonar digunakan untuk
mendeteksi kawanan ikan yang menjadi target tangkapan, selanjutkan kapal akan
menurunkan jaring (Purse Seine) dan berlari mengejar kawanan tersebut seraya
melingkarinya. Ikan-ikan yang menjadi target adalah gerombolan ikan
pelagis yang berenang dengan cepat seperti tongkol, tenggiri dan bahkan Tuna
untuk kapal-kapal Super Purse Seiner.
2)
Setelah itu dilakukan pelingkaran jaring
dengan menghadang arah renang ikan Pada waktu melingkari gerombolan ikan kapal
dijalankan secepat mungkin, dengan tujuan agar gerombolan ikan segera terkepung.
3)
Penarikan tali kolor. Setelah kedua tepi
jaring bertemu maka dilakukan penarikan tali kolor dengan maksud untuk mencegah
ikan agar tidak lari ke arah bawah jaring. Sekarang ini penarikan tali kolor ada yang menggunakan roller.
4)
Penarikan tubuh jaring, float line. Ini
ditarik jika bagian bawah jaring telah tertutup, dengan demikian semua pemberat
telah berada di atas kapal.
5)
Pengambilan hasil tangkapan
BAB
III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Adapun
hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:
1.
Menurut Ayodhyoa
(1972), purse seine biasa disebut juga dengan jaring kantong
karena bentuk jaring tersebut waktu dioperasikan menyerupai kantong. Pukat
cincin kadang-kadang juga disebut jaring kolor karena pada bagian bawah jaring
(tali ris bawah) dilengkapi dengan tali kolor yang gunanya untuk menyatukan
bagian bawah jaring sewaktu operasi dengan cara menarik tali kolor tersebut.
Pukat cincin digunakan untuk menangkap ikan yang bergerombol (scholling) di
permukaan laut.
2.
Echo-sounder
atau fish finder sebagai alat bantu dalam operasi penangkapan ikan merupakan
alat pengindraan jarak jauh dengan prinsip kerja menggunakan metode akustik
yaitu sistem sinyal yang berupa gelombang suara. Sinyal yang dipancarkan
kedalam laut secara vertikal setelah mengenai obyek, pantulan sinyal diterima
kembali kemudian diolah sehingga menghasilkan keterangan tentang kedalaman
laut, kotur dan tekstur dasatr laut dan posisi dari gerombolan ikan.
3.
Echosounder
digunakan pada alat tangkap Purse seine untuk mengetahui arah, jarak, serta
seberapa banyak target tangkapan yang akan di hadapi.
III.2
Saran
Sebaiknya dilakukan studi kasus agar para
pembaca tidak hanya mengetahui echosounder secara teori tetapi juga
mengetahuinya secara keseluruhan dalam artian praktek.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar