Minggu, 08 Juni 2014

Lampara


NAMA                  : IKE WULANDURI
NIM                       : L23111008
MATA KULIAH  : TEKNOLGI PENANGKAPAN IKAN

ALAT TANGKAP LAMPARA

PENGERTIAN
Lampara adalah alat penangkapan ikan yang sekilas memang mirip dengan payang. Lampara terbuat dari jaring yang berbentuk persegi empat akan tetapi bagian tengah lebih lebar, terdiri dari sayap dan kantong. Kantong pada lampara tidak lancip tetapi menggelembung. Lampara termasuk dalam klasifikasi pukat kantong, karena lampara seolah-olah memiliki kantong yang menggelembung (Subani, 1989).
Lampara dasar yang berkembang di masyarakat perikanan, banyak mengalami perubahan atau modifikasi bentuk yang menyimpang dari bentuk konstruksi lampara dasar yang asli. Lampara dasar yang dimodifikasi (sesuai dengan standar bentuk baku konstruksi pukat hela/trawl net) banyak dipergunakan oleh para nelayan skala kecil di daerah perairan seluruh Indonesia.

KONSTRUKSI ALAT
Kontruksi lampara dasar terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian sayap    (kiri dan kanan) dan bagian kantong. Bagian sayap berperan sebagai jalur penaju atau penghalau udang dan ikan demersal agar cenderung masuk ke dalam kantong. Panjang bagian sayap merupakan dasar penentuan ukuran dari besarnya suatu lampara dasar, semakin panjang maka semakin luas dasar perairan yang dapat disapu.
Bahan, jenis, ukuran dan bentuk komponen masing-masing bagian alat tangkap lampara dasar modifikasi, antara lain :
1.      Bahan jaring Tubuh pukek osoh dan lampara dasar terdiri dari dua yaitu panel atas dan panel bawah. Panel atas terdiri dari empat bagian yaitu sayap, medan jaring atas, badan pukat, kantong dan panel bawah terdiri dari tiga bagian yaitu sayap, badan pukat dan kantong. Bahan terbuat dari benang nilon poly ethylene lazimnya disebut PE Ø 1 mm no. 12 dan warna biru tua. Berikut adalah uraian ukuran masing-masing bagian :
a.       Sayap. Sayap terbagi dua bagian sayap atas dan sayap bawah, panjang sayap atas 6,00 meter dan sayap bawah 6,58 meter. Bagian–bagian lain pada sayap atas dan sayap bawah memiliki ukuran yang sama yaitu lebar bagian depan 3,44 meter, lebar bagian belakang 3,72 meter.
b.       Medan jaring atas. Panjang medan jaring atas yaitu 0,58 meter, lebar depan 5, 10 meter, lebar belakang 4,98 meter, ukuran mata bagian depan dan belakang 2,50 inci, jumlah mata depan 125 buah, jumlah mata bagian belakang 119 buah dan shortening 35,24 persen.
c.       Badan pukat atas dan badan pukat bawah. Kedua panel badan pukat memiliki panjang yaitu 7,48 meter, lebar depan 4,98 meter, lebar belakang 1,46 meter, ukuran mata bagian depan 2,00 inci, ukuran mata belakang 1,00 inci,
d.      Kantong atas dan Kantong bawah. Kedua panel kantong memiliki panjang yaitu 7,50 meter, lebar depan 1,46 meter, lebar belakang 0,56 meter, ukuran mata bagian depan 1,00 inci.

2.      Tali. Tali dibutuhkan untuk membuat dan mengoperasikan lampara dasar, adapun tali yang dibutuhkan serta bahan dan ukurannya adalah sebagai berikut :
a.       Tali ris atas. Jenis tali ris atas adalah poly ethylene (PE) Ø 6 mm No. 6 warna biru tua, arah pilinan tali ke kanan dan panjang tali ris atas adalah 13,50 meter.
b.      Tali ris bawah. Jenis tali ris bawah adalah poly ethylene (PE) Ø 6 mm No. 6 warna biru tua, arah pilinan tali ke kanan dan panjang tali ris bawah adalah 14,27 meter.
c.       Tali pelampung. Jenis tali pelampung adalah poly ethylene (PE) Ø 10 mm No. 10 warna putih, arah pilinan tali ke kanan dan panjang sama dengan panjang tali ris atas 13,50 meter.
d.      Tali pemberat51. Tali pemberet terdiri dari dua utas yaitu tali dengan jenis poly ethylene (PE) Ø 10 mm No. 10 dan jenis poly ethylene (PE) Ø 4 mm No. 4 dan masing-masing berwarna putih, arah pilinan tali ke kanan dan panjang tali sama dengan panjang tali ris bawah 14,27 meter.
e.       Tali penarik. Tali ini adalah penghubung lampara dasar dengan kapal dengan jenis poly ethylene (PE) Ø 10 mm No. 10 warna putih, arah pilinan tali ke kanan dan panjangnya 150 meter.
f.       Tali danleno. Tali antara ujung sayap depan dengan danleno. Tali ini adalah penghubung antara ujung sayap depan dengan danleno, dengan jenis tali adalah poly ethylene (PE) Ø 10 mm No. 10 warna biru tua, arah pilinan tali ke kanan dan panjang 1,50 meter.Tali antara danleno dengan papan rentang Tali ini adalah penghubung antara danleno dengan papan rentang, jenis tali adalah polyethylene (PE) Ø 10 mm No. 10 warna biru tua, arah pilinan tali ke kanan dan panjang 2,50 meter.
3.      Pelampung. Pelampung yang dipakai adalah type Y-8 yang terbuat dari Jenis poly vinyilchloride (PVC) yang dipasang pada bagian sayap dan mulut kantong. Jumlah pelampung yang dibutuhkan Y-8 sekitar 15 buah berbentuk oval dengan berat masing-masing 20 gram.
4.      Pemberat. Pemberat terbuat dari timah hitam atau plumbum (Pb) dengan berat masing-masing ±80 gram dengan jumlah seluruhnya 82 buah dan berbentuk oval.
5.      Danleno. Danleno terbuat dari balok kayu yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 60 cm, lebar 5 cm dan tebal 3 cm.
6.      Papan rentang52. Papan rentang terbuat dari kayu dan dilapisi dengan besi berbentuk persegi dengan ukuran panjang 75 cm, lebar 35 cm dan tebal 4,5 cm dengan berat ±10 kg.
KELENGKAPAN DALAM UNIT PENANGKAPAN IKAN
   Kapal
Kapal yang digunakan untuk pengoperasian lampara dasar yaitu kapal motor yang berkekuatan mesin kurang dari 16 hp dan lebih baik diperlengkapi dengan alat penarik selambar yaitu winch atau capsta (BPPI Semarang  dalam Irvan 1997).
Kapal yang digunakan dalam pengoperasian pukat tarik lampara biasanya relatif kecil dan sederhana dimana panjangnya 9-18 m dengan tipe geladak yang terbuka (Ardidja, 2007).  Kapal yang digunakan pada pengoperasian alat tangkap ini ada 3, yaitu kapal dengan ukuran lebih besar dengan bahan dasar kayu maupun besi, kemudian perahu jaring sebagai pengangkut alat tangkap, dan  perahu sebagai pembawa lampu untuk menggiring ikan (Subani dan Barus, 1989).
  Nelayan
Jumlah nelayan yang dibutuhkan adalah 6 orang dengan pembagian kerja yaitu satu orang sebagai juru kemudi, satu orang juru mesin, satu orang juru masak dan tiga orang pembantu

   Alat Bantu
Menurut Subani dan Barus (1989) alat bantu yang digunakan dalam pengoperasian lampara adalah lampu listrik atau lampu petromaks, tali hela atau tali selambar, serok, dan besi. Lampu listrik atau lampu petromaks untuk menggiring ikan, sedangkan tali hela atau tali selambar digunakan sebagai alat bantu membentuk kantung seperti mangkuk saat proses hauling. Serok digunakan untuk memindahkan ikan dari jaring ke kapal, sedangkan besi digunakan untuk membentuk kantong jaring yang sempurna. Menurut Ardidja (2007) selain itu juga terdapat beberapa nelayan yang menggunakan alat penarik tali selambar yang berupa winch atau kapstan.

METODE PENGOPERASIAN ALAT
Pengoperasian lampara dasar dilengkapi dengan kelengkapan alat pembuka mulut jaring yang berupa papan (otter board) dioperasikan menyelusuri dasar perairan yang dihela di belakang kapal yang sedang berjalan. Penghelaan lampara dasar dengan kecepatan hela sekitar 1-2 knot selama 2-3 jam (Bukhari,2005). Teknik pengoperasian alat tangkap pukek lampara dasar adalah sebagai berikut :
1.       Penurunan pukat (Setting). Penurunan alat tangkap dilakukan dari buritan kapal dengan kecepatan perlahan-lahan dan setelah proses penurunan selesai maka kecepatan di tinggikan. Kapal bergerak maju dan tali selembar diikatkan pada kayu papan yang diletakkan masing-masing dikedua sisi kapal secara mendatar, dengan panjang masing-masing kedua kayu papan kurang lebih 3 (tiga) disesuaikan dengan kedalaman perairan dan kecepatan hela. Penggunaan tali penarik dan pengaturan kecepatan hela dengan tujuan untuk mengatur kedalaman pukat agar dapat menyelusuri dasar perairan.
2.      Penghelaan pukat (Towing). Penghelaan alat tangkap dilakukan di belakang kapal yang sedang berjalan sehingga pukat lampara dasar modifikasi menyelusuri dasar perairan dengan mengikatkan tali penarik penghubung antara alat tangkap dengan kapal pada ujung balok kayu yang dipasang disisi kapal. Penghelaan pukat selama 2-3 jam operasi dengan kecepatan hela sekitar 1-2 knot.
3.      Pengangkatan pukat (Hauling). Pengangkatan alat tangkap lampara dasar modifikasi dilakukan dari buritan kapal dengan menarik tali penarik. Setelah tali penarik ditarik, kemudian pukat lampara dasar diangkat ke atas geladak kapal.
Berdasarkan metode pengoperasian lampara dasar modifikasi di atas kecepatan kapal dalam menarik trawl di dasar perairan tergantung pada target dari tangkapan, penarikan yang terlalu lambat akan menyebabkan papan rentang (otter board) tertutup bersamaan, sehingga mulut trawl akan tertutup juga, sedangkan penarikan yang terlalu cepat akan menyebabkan jaring kelebihan daya angkat, sehingga tidak menyentuh dasar perairan, dan ini tidak baik dalam pengoperasian alat tangkap.
DAERAH PENANGKAPAN
Fishing ground  lampara dasar terdiri dasar perairan yang rata, berlumpur atau berpasir, tidak terdapat benda yang menghalangi atau merusak jaring seperti tonggak sisa bagan dan bangkai dari sisa kapal atau perahu yang rusak, dan terdapat banyak udang
Daerah penangkapan lampara dasar berkisar 0,5 - 1,5 mil dari pantai, dengan kedalaman berkisar 15 - 20 meter, suhu 26 - 28 ˚C dan salinitas 31 – 33 per mil. Alat tangkap lampara dioperasikan di perairan pantai dan teluk-teluk. Hasil pengkapan yang baik umumnya diperoleh pada malam hari dalam keadaan laut tidak bergelombang dan arus yang tidak begitu kuat ( Subani dan Barus, 1989).

HASIL TANGKAPAN
Jenis hasil tangkap lampara dasar adalah ikan-ikan campuran (ikan pelagis dan ikan demersal) yaitu udang putih, udang merah selar kuning (Selaroides leptolepis), kwee (Carangoides ciliarius), selar lazor (Mene maculata), alualu (Spyraena jello), kapas-kapas (Gerres filamentosus), kurusi (Nemipterus hexodon), peperek (Leiognathus equulus) dan ikan kuro (Elautheronema tetradactylum). Ikan kakap, kerapu, bawal, kurisi, beloso, ikan sebelah, ikan lidah.

REFERENSI
Ardidja, S. 2007. Alat Penangkapan Ikan [terhubung berkala]. Http://www.scribd.com/doc/20111075/Alat-Penagkap-Ikan (2 April 2014).
Bukari 2005. Present StatusTrawl di Indonesia. Metode Penangkapan Pukek Osoh Di Muaro Anai Padang Sarai .Kota Padang. Makalah Seminar Departemen Kelautan dan Perikanan . Jakarta
http://rivinia.arindina10.student.ipb.ac.id/2012/01/25/alat-penangkapan-ikan/ (Diakses pada tanggal 2 April 2014 pukul 01.30 wita)
Subani,W dan H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia Jurnal Penelitian Perikanan Laut Nomor : 50 Tahun 1988/1989. Edisi Khusus. Jakarta : Balai Penelitian Perikanan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Hal. 42-43.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar