NAMA :
IKE WULANDURI
NIM :
L23111008
MATA KULIAH :
TEKNOLGI PENANGKAPAN IKAN
ALAT TANGKAP PAYANG
A.
Pengertian
Payang adalah pukat
kantong lingkar yang secara garis besar terdiri dari bagian kantong (bag),
badan/ perut (body/belly) dan kaki/ sayap (leg/wing).
Ayodhya (1981)
menyatakan bahwa alat tangkap jaring payang terdiri dari tali, kaki, badan dan
kantong. Menurut Sudirman dan Mallawa (2004) alat tangkap payang terbuat dari
bahan serat sintetis jenis nylon multifilament.
Panjang jaring keseluruhan bervariasi dari puluhan meter sampai ratusan
meter. Berdasarkan klasifikasi dari FAO,
alat tangkap ini digolongkan sebagai jaring lingkar.
Besar mata mulai dari
ujung kantong sampai dengan ujung kaki berbeda-beda, bervariasi mulai dari 1 cm
(atau kadang kurang) sampai ± 40 cm. Bagian atas mulut jaring (upperlip) payang
yang menonjol ke belakang. Hal ini dikarenakan payang tersebut umumnya
digunakan untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagik yang biasanya hidup dibagian
lapisan atas air atau kurang Iebih demikian dan mempunyai sifat cenderung lari
ke lapisan bawah bila telah terkurung jaring.
B.
Konstruksi
Menurut Diktat
Manajemen Penangkapan Ikan (2004), alat tangkap payang terbuat dari berbagai
bahan, jaring berbahan PVC (Polyvinileclorine), pelampungnya adalah plastik
berbentuk bola dan pemberatnya adalah batu.
Struktur alat tangkap ini adalah sebagai berikut :
1. Bagian Kantong. Kantong (cod end) adalah merupakan
tempat berkumpulnya ikan yang terjaring. Dengan :
§ Panjang : 5-6 meter
§ Mesh size : 0,3-0,6 cm
§ Bahan : PVC ( Polyvinileclorine )
§ Warna : Hijau
2. Bagian Badan. Badan terdiri atas 6 bagian Dengan :
§ Panjang : 25 meter
§ Mesh size : 1,6-8 cm
§ Bahan : PE (Polyethilene)
§ Warna :
Coklat
3. Bagian Sayap. Payang mempunyai dua bagian sayap
yaitu bagian sayap kiri dan bagian sayap kanan.
Konstruksi bagian atas dan bawah dari sayap berbeda ukuran dan bahan
dari sayap .
§ Panjang : bisa mencapai 90 meter
§ Mesh size : 10-30 cm
§ Bahan : PE (Polyethilene) atau PA
§ Nomor benang : 400 D/15
4. Tali ris atas (Head Rope) berfungsi sebagai tempat
mengikatkan bagian sayap jaring, badan jaring (bagian bibir atas) dan
pelampung.
5. Tali ris bawah (Ground Rope) berfungsi sebagai
tempat mengikatkan bagian sayap jaring, bagian badan jaring (bagian bibir
bawah) jaring dan pemberat.
6. Tari penarik
(selambar) Berfungsi untuk menarik jaring selama di operasikan.
7. Pelampung
(float): tujuan umum penggunan pelampung adalah untuk memberikan daya apung
pada alat tangkap yang dipasang pada bagian tali ris atas (bibir atas jaring)
sehingga mulut jaring dapat terbuka.
§ Berat : 2 ons
§ Diameter : 15 cm
§ Bahan : Plastik berbentuk bola
§ Jumlah : 12 buah per sayap
§ Jarak antar pelampung : 1,5 meter
8. Pemberat (Sinker): dipasang pada tali ris bagian
bawah dengan tujuan agar bagian-bagian yang dipasangi pemberat ini cepat
tenggelam dan tetap berada pada posisinya (dasar perairan) walaupun mendapat
pengaruh dari arus.
§ Bahan : Batu
§ Berat : 2 kg
§ Jumlah : 10 buah per sayap
§ Jarak antar pemberat : 8 meter
Secara umum payang yang paling banyak digunakan
adalah payang Tegal yang terdiri dari sebuah kantong panjang dan dua buah sayap
kiri dan kanan. Selanjutnya
bagian-bagian tersebut dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil
dengan ukuran.
C.
Metode Penangkapan payang
Ayodhya (1981) menyatakan
bahwa Prinsip kerja dari jaring payang adalah menangkap ikan disekitar rumpon
dengan menggunakan jaring yang memiliki kantong.
Menurut Hakim (2008),
prinsip pengoperasian payang dengan melingkarkan sayap-sayap jaring pada
gerombolan ikan (misalnya disekitar rumpon) yang sudah dipasang sebelumnya,
kemudian jaring ditarik ke arah perahu.
Teknik Dan
Operasi Penangkapan
Penangkapan dengan
jaring payang dapat dilakukan baik pada malam maupun siang hari. Untuk malam hari dengan menggunakan alat bantu
lampu petromaks. Penangkapan yang dilakukan pada siang hari menggunakan alat
bantu rumpon/payaos (fish aggregating device) atau tanpa menggunakan alat bantu rumpon, yaitu dengan cara
menduga-duga ditempat yang dikira banyak ikan atau mencari gerombolan ikan.
Setelah melakukan
kegiatan survey dan mengikuti dalam operasi pengkapan di kapal payang, pada
umumnya nelayan jaring payang mulai berangkat melaut pada pagi hari pukul 06.00.
Dengan alat tangkap
yang telah tersusun dengan baik di atas kapal maka tiba di fishing ground ada perbedan dari proses melingkari gerombolan ikan
dengan tanpa rumpon disini tali sayap
yang menghubungkan dengan badan jaring diturunkan ke laut dengan di bawa oleh
seorang ABK (Anak Buah Kapal)
1) Penurunan jaring (setting)
Kapal mengelilingi gerombolan ikan sambil menurunkan
jaring setelah melingkari gerombolan ikan selesai.
2) Penarikan dan pengangkatan jaring (hauling)
Penarikan
dan pengangkatan jaring dilakukan dari sisi lambung kapal atau buritan kapal
tanpa menggunakan mesin bantu penangkapan dan kedudukan kapal berlabuh jangkar
atau kedudukan kapal terapung, agar supaya tidak terjadi gerakan mundur kapal
yang berlebihan, diupayakan kapal bergerak maju dengan kecepatan kapal lambat,
sesuai beban/kecepatan penarikan payang.
Armada perikanan payang
yang ada di lokasi kajian umumnya dioperasikan oleh usaha perorangan,
menggunakan kasko berbahan dasar kayu. Kapal payang yang dioperasikan
kapal-kapal payang berukuran kecil (5-20 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 16
HP. Operasi penangkapan dilakukan selama satu hari penangkapan atau one day
fishing. Menggunakan mesin tempel dan berbahan bakar solar, dengan panjang
kapal 10 m.
D.
Daerah penangkapan ikan
Departemen Kelutan dan Perikanan (2006) menyatakan
bahwa daerah pengkapan atau fishing ground adalah suatu perairan laut dimana
diharapkan ikan-ikan atau hasil laut lainnya yang menjadi sasaran penangkapan
dapat tertangkap dalam jumlah maksimal.
Menurut Sadhori (1985), ada empat syarat yang harus dipenuhi
dalam menentukan daerah penangkapan yaitu :
1.
Adanya
ikan yang akan ditangkap.
2.
Ikan-ikan
tersebut dapat ditangkap.
3.
Penangkapan
dapat dilakukan secara terus menerus.
4.
Hasil
penangkapan tersebut dapat menguntungkan.
Daerah penangkapan
untuk alat tangkap payang ini pada perairan yang tidak jauh dari daerah pantai
atau daerah yang subur yang tidak terdapat karang.
Pada umumnya alat
tangkap payang atau pukat pantai banyak dikenal dan dipergunakan di daerah
pantai utara Jawa, Madura, Cilacap, Pangandaran, Labuhan, Palabuhanratu,
Marigge (Sumatra Selatan), dan banyak pula digunakan di daerah Jawa serta hasil
tangkapan didistribusikan ke wilayah setempat.
Biasanya daerah
penangkapan untuk alat tangkap payang ditentukan berdasarkan tanda-tanda
alamiah seperti terlihatnya buih-buih di permukaan perairan atau adanya burung
yang menyambar-nyambar, namun kebanyakan nelayan menggunakan cara dengan
mencoba menurunkan jaring pada daerah yang sudah biasa dijadikan daerah
penangkapan oleh nelayan payang di masing-masing daaerah.
E.
Hasil Tangkapan Payang
Hasil tangkapan yang diperoleh dengan alat tangkap
payang adalah ikan-ikan pelagis yang berenang di dekat permukaan air dengan
cara berkelompok (schooling) seperti tuna, cakalang, tongkol, petek
(Leiognathus spp), sebelah (Psettodidae), dan jenis jenis udang (Shrimp). (Ayodhyoa, 1981).
Hasil tangkapan dari payang terdiri dari berbagai
jenis ikan yang biasa digunakan sebagai umpan, seperti : ikan layang
(Decapterus sp), ikan kawalinya (Rastrelliger sp), ikan sardin (Sardinella sp),
ikan teri (Stelophorus sp), dan ikan lolosi (Caesio sp) (Subani Barus, 1989).
Jenis-jenis ikan yang tertangkap dengan alat tangkap
payang adalah laying (decapterus sp), kembung (rastralliger sp), sunglir
(eeuthynnus sp), selar (caranx sp), sunglir (elagatis sp), bawal hitam (formio
sp). Jadi, umumnya yang tertangkap adalah ikan-ikan yang senang berada di
daerah rumpon. Ikan laying merupakan hasil tangkapan yang dominan (Sudirman,
2004).
REFERENSI :
Anonim. 2006.
Klasifikasi Alat Penangkapan Ikan Indonesia. Balai Besar Pengembangan
Penangkapan Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan
dan Perikanan. Jakarta.
Ayodhyoa AU.
1981. Metode Penangkapan Ikan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.
Mallawa,
A.,Sudirman.2004.Teknik Penangkapan Ikan. Rineka Cipta: Jakarta
Subani, W dan
H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang di Indoensia. Jurnal
Penelitian Perikanan Laut, BPPL, BPPP, Departemen Pertanian, Jakarta.
http://journal.unair.ac.id/media_76.html
(diakses pada tanggal 23 april 2014 pukul 18.25)
http://penyuluhkp.blogspot.com/2013/04/alat-tangkap-payang.html
(diakses pada tanggal 23 april 2014 pukul 18.12)
http://perpustakaandinaskelautandanperikanan.blogspot.com/2011/05/alat-tangkap-payang.html
(diakses pada tanggal 23 april 2014 pukul 18.45)
http://yogibachtiarpenangkapanpayang-ganteng.blogspot.com/
(diakses pada tanggal 23 april 2014 pukul 18.20)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar