Minggu, 08 Juni 2014

Payang


NAMA                  : IKE WULANDURI
NIM                       : L23111008
MATA KULIAH  : TEKNOLGI PENANGKAPAN IKAN
ALAT TANGKAP PAYANG
A.      Pengertian
Payang adalah pukat kantong lingkar yang secara garis besar terdiri dari bagian kantong (bag), badan/ perut (body/belly) dan kaki/ sayap (leg/wing).
Ayodhya (1981) menyatakan bahwa alat tangkap jaring payang terdiri dari tali, kaki, badan dan kantong. Menurut Sudirman dan Mallawa (2004) alat tangkap payang terbuat dari bahan serat sintetis jenis nylon multifilament.  Panjang jaring keseluruhan bervariasi dari puluhan meter sampai ratusan meter.  Berdasarkan klasifikasi dari FAO, alat tangkap ini digolongkan sebagai jaring lingkar. 
Besar mata mulai dari ujung kantong sampai dengan ujung kaki berbeda-beda, bervariasi mulai dari 1 cm (atau kadang kurang) sampai ± 40 cm. Bagian atas mulut jaring (upperlip) payang yang menonjol ke belakang. Hal ini dikarenakan payang tersebut umumnya digunakan untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagik yang biasanya hidup dibagian lapisan atas air atau kurang Iebih demikian dan mempunyai sifat cenderung lari ke lapisan bawah bila telah terkurung jaring.
B.       Konstruksi
Menurut Diktat Manajemen Penangkapan Ikan (2004), alat tangkap payang terbuat dari berbagai bahan, jaring berbahan PVC (Polyvinileclorine), pelampungnya adalah plastik berbentuk bola dan pemberatnya adalah batu.
Struktur alat tangkap ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagian Kantong. Kantong (cod end) adalah merupakan tempat berkumpulnya ikan yang terjaring. Dengan :
§  Panjang : 5-6 meter
§  Mesh size : 0,3-0,6 cm
§  Bahan : PVC ( Polyvinileclorine )
§   Warna : Hijau

2.      Bagian Badan. Badan terdiri atas 6 bagian Dengan :
§  Panjang : 25 meter
§  Mesh size : 1,6-8 cm
§  Bahan : PE (Polyethilene)
§   Warna : Coklat

3.      Bagian Sayap. Payang mempunyai dua bagian sayap yaitu bagian sayap kiri dan bagian sayap kanan.  Konstruksi bagian atas dan bawah dari sayap berbeda ukuran dan bahan dari sayap .
§   Panjang :  bisa mencapai 90 meter
§   Mesh size : 10-30 cm
§   Bahan : PE (Polyethilene) atau  PA
§   Nomor benang : 400 D/15

4.      Tali ris atas (Head Rope) berfungsi sebagai tempat mengikatkan bagian sayap jaring, badan jaring (bagian bibir atas) dan pelampung.

5.      Tali ris bawah (Ground Rope) berfungsi sebagai tempat mengikatkan bagian sayap jaring, bagian badan jaring (bagian bibir bawah) jaring dan pemberat.

6.       Tari penarik (selambar) Berfungsi untuk menarik jaring selama di operasikan.

7.       Pelampung (float): tujuan umum penggunan pelampung adalah untuk memberikan daya apung pada alat tangkap yang dipasang pada bagian tali ris atas (bibir atas jaring) sehingga mulut jaring dapat terbuka.
§  Berat : 2 ons
§  Diameter : 15 cm
§  Bahan : Plastik berbentuk bola
§  Jumlah : 12 buah per sayap
§  Jarak antar pelampung : 1,5 meter

8.      Pemberat (Sinker): dipasang pada tali ris bagian bawah dengan tujuan agar bagian-bagian yang dipasangi pemberat ini cepat tenggelam dan tetap berada pada posisinya (dasar perairan) walaupun mendapat pengaruh dari arus.
§  Bahan : Batu
§  Berat : 2 kg
§  Jumlah : 10 buah per sayap
§  Jarak antar pemberat : 8 meter
Secara umum payang yang paling banyak digunakan adalah payang Tegal yang terdiri dari sebuah kantong panjang dan dua buah sayap kiri dan kanan.  Selanjutnya bagian-bagian tersebut dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dengan ukuran.
C.      Metode Penangkapan payang
Ayodhya (1981) menyatakan bahwa Prinsip kerja dari jaring payang adalah menangkap ikan disekitar rumpon dengan menggunakan jaring yang memiliki kantong.
Menurut Hakim (2008), prinsip pengoperasian payang dengan melingkarkan sayap-sayap jaring pada gerombolan ikan (misalnya disekitar rumpon) yang sudah dipasang sebelumnya, kemudian jaring ditarik ke arah perahu. 
Teknik Dan Operasi Penangkapan
Penangkapan dengan jaring payang dapat dilakukan baik pada malam maupun siang hari.  Untuk malam hari dengan menggunakan alat bantu lampu petromaks. Penangkapan yang dilakukan pada siang hari menggunakan alat bantu rumpon/payaos (fish aggregating device) atau tanpa menggunakan  alat bantu rumpon, yaitu dengan cara menduga-duga ditempat yang dikira banyak ikan atau mencari gerombolan ikan.
Setelah melakukan kegiatan survey dan mengikuti dalam operasi pengkapan di kapal payang, pada umumnya nelayan jaring payang mulai berangkat melaut pada pagi hari pukul 06.00.
Dengan alat tangkap yang telah tersusun dengan baik di atas kapal maka tiba di fishing  ground ada perbedan  dari proses melingkari gerombolan ikan dengan  tanpa rumpon disini tali sayap yang menghubungkan dengan badan jaring diturunkan ke laut dengan di bawa oleh seorang ABK (Anak Buah Kapal)
1)      Penurunan jaring (setting)
Kapal mengelilingi gerombolan ikan sambil menurunkan jaring setelah melingkari gerombolan ikan selesai.
2)      Penarikan dan pengangkatan jaring (hauling)
Penarikan dan pengangkatan jaring dilakukan dari sisi lambung kapal atau buritan kapal tanpa menggunakan mesin bantu penangkapan dan kedudukan kapal berlabuh jangkar atau kedudukan kapal terapung, agar supaya tidak terjadi gerakan mundur kapal yang berlebihan, diupayakan kapal bergerak maju dengan kecepatan kapal lambat, sesuai beban/kecepatan penarikan payang. 
Armada perikanan payang yang ada di lokasi kajian umumnya dioperasikan oleh usaha perorangan, menggunakan kasko berbahan dasar kayu. Kapal payang yang dioperasikan kapal-kapal payang berukuran kecil (5-20 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 16 HP. Operasi penangkapan dilakukan selama satu hari penangkapan atau one day fishing. Menggunakan mesin tempel dan berbahan bakar solar, dengan panjang kapal 10 m.
D.      Daerah penangkapan ikan
Departemen Kelutan dan Perikanan (2006) menyatakan bahwa daerah pengkapan atau fishing ground adalah suatu perairan laut dimana diharapkan ikan-ikan atau hasil laut lainnya yang menjadi sasaran penangkapan dapat tertangkap dalam jumlah maksimal.

Menurut Sadhori (1985), ada empat syarat yang harus dipenuhi dalam menentukan daerah penangkapan yaitu :
1.      Adanya ikan yang akan ditangkap.
2.      Ikan-ikan tersebut dapat ditangkap.
3.      Penangkapan dapat dilakukan secara terus menerus.
4.      Hasil penangkapan tersebut dapat menguntungkan.

Daerah penangkapan untuk alat tangkap payang ini pada perairan yang tidak jauh dari daerah pantai atau daerah yang subur yang tidak terdapat karang.
Pada umumnya alat tangkap payang atau pukat pantai banyak dikenal dan dipergunakan di daerah pantai utara Jawa, Madura, Cilacap, Pangandaran, Labuhan, Palabuhanratu, Marigge (Sumatra Selatan), dan banyak pula digunakan di daerah Jawa serta hasil tangkapan didistribusikan ke wilayah setempat.
Biasanya daerah penangkapan untuk alat tangkap payang ditentukan berdasarkan tanda-tanda alamiah seperti terlihatnya buih-buih di permukaan perairan atau adanya burung yang menyambar-nyambar, namun kebanyakan nelayan menggunakan cara dengan mencoba menurunkan jaring pada daerah yang sudah biasa dijadikan daerah penangkapan oleh nelayan payang di masing-masing daaerah.
E.       Hasil Tangkapan Payang
Hasil tangkapan yang diperoleh dengan alat tangkap payang adalah ikan-ikan pelagis yang berenang di dekat permukaan air dengan cara berkelompok (schooling) seperti tuna, cakalang, tongkol, petek (Leiognathus spp), sebelah (Psettodidae), dan jenis jenis udang (Shrimp).  (Ayodhyoa, 1981). 
Hasil tangkapan dari payang terdiri dari berbagai jenis ikan yang biasa digunakan sebagai umpan, seperti : ikan layang (Decapterus sp), ikan kawalinya (Rastrelliger sp), ikan sardin (Sardinella sp), ikan teri (Stelophorus sp), dan ikan lolosi (Caesio sp) (Subani Barus, 1989).

Jenis-jenis ikan yang tertangkap dengan alat tangkap payang adalah laying (decapterus sp), kembung (rastralliger sp), sunglir (eeuthynnus sp), selar (caranx sp), sunglir (elagatis sp), bawal hitam (formio sp). Jadi, umumnya yang tertangkap adalah ikan-ikan yang senang berada di daerah rumpon. Ikan laying merupakan hasil tangkapan yang dominan (Sudirman, 2004).
REFERENSI :
Anonim. 2006. Klasifikasi Alat Penangkapan Ikan Indonesia. Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Ayodhyoa AU. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.
Mallawa, A.,Sudirman.2004.Teknik Penangkapan Ikan. Rineka Cipta: Jakarta
Subani, W dan H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang di Indoensia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut, BPPL, BPPP, Departemen Pertanian, Jakarta.
http://journal.unair.ac.id/media_76.html (diakses pada tanggal 23 april 2014 pukul 18.25)
http://penyuluhkp.blogspot.com/2013/04/alat-tangkap-payang.html (diakses pada tanggal 23 april 2014 pukul 18.12)
http://yogibachtiarpenangkapanpayang-ganteng.blogspot.com/ (diakses pada tanggal 23 april 2014 pukul 18.20)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar