Senin, 26 Januari 2015

Eksplorasi Purse Seine di Bulukumba


                                                                                                                               I.        PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Tanah Beru adalah kelurahan di kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Kelurahan ini terletak di Tanjung Bira. Wilayah Kabupaten Bulukumba hampir 95,4 %  berada pada ketinggian 0 sampai dengan 1000 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan tingkat kemiringan tanah umumnya 0-400. Kabupaten Bulukumba terletak di ujung bagian selatan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, terkenal dengan industri perahu phinisi yang banyak memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah. Luas wilayah Kabupaten Bulukumba 1.154,67 Km2 dengan jarak tempuh dari Kota Makassar sekitar 153 Km. Kabupaten Bulukumba terletak pada koordinat antara 5o 20’ 00” – 5o 40’ 00” Lintang Selatan dan 119o 50’ 27” – 120o 28’ 27” Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut (www.bulukumbakab.go.id/):
·         Sebelah Utara             : berbatasan dengan Kabupaten Sinjai
·         Sebalah Selatan          : berbatasan dengan Laut Flores
·         Sebelah Timur            : berbatasan dengan Teluk Bone
·         Sebelah Barat             : berbatasan dengan Kabupaten Bantaeng

B.     Tujuan praktik
Adapun tujuan dari laporan ini mahasiswa mampu mengeksplorasi faktor-faktor oseanografi terhadap perikanan purse seine.
 

I.           METODOLOGI PENELITIAN
A.     Waktu dan Tempat
Praktik lapang terpadu yang dilaksanakan di desa Desa Tanah Beru, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Pada tanggal 30 oktober – 2 November 2014, yang dilakukan oleh Program studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Adapun Fishing Base lokasi melaut 5°36’20,5” LS dan  120°2758,6”, pada tanggal 30 – 31 November 2014 pukul 17.04 Wita.
B.     Alat dan Bahan
Adapun Tabel 1. Alat dan Bahan  yang digunakan berupa:
ALAT
KEGUNAAN

Alat Tulis Menulis
Untuk mencatat data-data yang dikumpulkan di lokasi praktik.



Peralatan untuk mengumpulkan data oseanografi (Termometer, refrakto meter, danLayanganarus)
Untuk mengumpulkan data oseanografi berupa suhu, salinitas dan arus pada saat melakukan hauling.

Kamera
Untuk memotret kegiatan – kegiatan yang berlangsung dan dijadikan dokumentasi.

GPS (Global Positioning System)
Untuk menunjukkan titik ordinat.

Kuisioner
Untuk mengumpulkan data praktik.

C.     Metode Pengambilan Data
Metode yang digunakan dalam praktik mengenai eksplorasi perikanan tangkap yaitu metode observasi, dan kuisioner ;
§  Kuisioner (wawancara)
Motede wawancara ataupun kuisioner merupakan cara pendukung dalam mendapatkan data, yaitu dengan mewawancarai nelayan
§  Observasi
Metode observasi merupakan pengamatan langsung di lapangan.


II.         HASIL DAN PEMBAHASAN
A.     METODE PENANGKAPAN ALAT
Kapal pengangkut ikan adalah kapal yang secara khusus dipergunakan untuk mengangkut ikan, termasuk memuat, menampung, menyimpan, mendinginkan, atau mengawetkan (Ménard, Fonteneau dkk, 2013).
Purse seine mulai digunakan pada kawasan pesisir di timur tropis Atlantik pada awal tahun 1960-an. Sebagian besar wilayah lepas pantai Atlantik Equatorial tetap bebas dari alat tangkap permukaan sampai 1975, tapi perikanan purse seine yang dikembangkan antara tahun 1975 hingga 1990, target konsentrasi monospecific tuna kuning besar (Thunnus tatistic). Sejak tahun 1991, penangkapan gerombolan tuna menggunakan rumpon telah menyebar luas. Di Atlantik Equatorial khususnya berkembang menjadi FAD musiman zona perikanan utama untuk cakalang (Katsuwonus pelamis), tuna sirip kuning dan runa mata besar (Ménard, Fonteneau dkk, 2013).
a.    Metode Penangkapan Alat Malam hari
Purse Seine di daerah Bulukumba melakukan metode pengoperasian pada malam hari yaitu sebelum melakukan kwgiatan penangkapan
1)    Persiapan, Persiapan menuju fishing ground, biasanya terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan dan persiapan terhadap segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pengoperasian purse seine. Pemeriksaan dan perbaikan terutama dilakukan terhadap lampu dan mesin kapal. Persiapan lain yang dianggap penting adalah kebutuhan perbekalan operasi penangkapan seperti air tawar, solar, minyak tanah, garam dan bahan makanan. Para ABK mulai mengecek jarring, lampu, dan juragan (kapten kapal) mengamati perairan yang berada di bagian bawah kapal.
Setelkah semuanya dicek, kapal yang berlabuh di pelabuhan bira mulai meninggalkan pelabuhan dan menuju lokasi fishing ground pukul 16.30 wita. Setelah 20 menit purse seine telah sampai ke fishing gound 1 dan mulai melepaskan kapal lampu yang dikendarai oleh 1 nelayan untuk berjaga. 30 ,menit selanjutnya telah sampai ke Fishing Gound (FG) 2 dan melepaskan kapal lampu yang tersisa untuk mengikat diri pada rumpon yang telah terpasang ditengah perairan. Kapal utama mulai meninggalkan FG dan menuju ke FB yaitu di pelabuhan untuk menunggu aba-aba dari kapoal lampu yang telah terikat di masing-masing rumpon.
2)    Setting, setelah menunggu kurang lebih 2 – 3 jam, pada pukul 22.00 kapal utama mendapatkan telepon dari kapal lampu yang berarti ikan yang berada di bawah rumpon tersebut telah berkumpul. dengan adanya tanda-tanda alam sebagai berikut : Adanya buih/busa diatas permukaan air laut; Adanya perubahan warna permukaan air laut; Adanya riak kecil diatas permukaan air laut akibat aktivitas gerak ikan. Adanya tanda-tanda tersebut diatas, maka dengan mudah para nelayan bisa mengetahui letak gerombolan ikan yang ada diperairan.
Pada pukul 22.34 wita kapal telah sampai di FG 2. Sebelum melakukan proses pelingkaran, terlebih dahulu perahu lampu yang terikat di rumpon harus melepaskan ikatannya. ketika perahu lampu telah memisahkan diri maka ikan-ikan yang berada pada rumpon akan mengikuti cahaya lampu pada perahu, setelah perahu lampu tersebut diperkirakan telah menjauhi rumpon maka proses pelingkaran pun siap dilakukan. Proses pelingkaran ini diawali dengan penurunan pelampung tanda, kapal mulai melingkari perahu lampu.
3)    Hauling, saat alat telah dilingkarkan maka tali kolor mulai di tarik dan berbentuk kantong. Dengan bantuan serok, nelayan mulai mengambil ikan yang berada didalam kantong tersebut. Nelayan yang lain mulai menarik tali, pelampung purse seine dan di naikkan keatas kapal.

b.    Metode Penangkapan Alat Siang Hari
Selain pada malam hari, Purse seine juga dapat dioperasikan pada siang hari yang lebih mengandalkan kecepatan kapal. Berikut;
1)    Persiapan, Persiapan menuju fishing ground, biasanya terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan dan persiapan terhadap segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pengoperasian purse seine. Pemeriksaan dan perbaikan terutama dilakukan terhadap lampu dan mesin kapal. Persiapan lain yang dianggap penting adalah kebutuhan perbekalan operasi penangkapan seperti air tawar, solar, minyak tanah, garam dan bahan makanan. Para ABK mulai mengecek jarring, lampu, dan juragan (kapten kapal) mengamati perairan yang berada di bagian bawah kapal.
2)    Setting, Kapal berangkat dari fishing base ke fishing ground pukul 05.00. penangkapan pada siang hari di lakukan di lokasi Tanah Beru. Kapal purse seine mulai mencari fishing ground dengan melihat tanda-tanda alam yang ada seperti Adanya buih/busa diatas permukaan air laut; Adanya perubahan warna permukaan air laut; Adanya riak kecil diatas permukaan air laut akibat aktivitas gerak ikan.; banyaknya burung yang berada diatas perairan dan melihat ikan-ikan yang melompat keatas permukaan perairan. Adanya tanda-tanda tersebut diatas, maka dengan mudah para nelayan bisa mengetahui letak gerombolan ikan yang ada diperairan
Saat kapal mulai melihat tanda-tanda tersebut dengan kecepatan yang harus lebih cepat dari pergerakan ikan target, kapal mulai melingkarkan alat tangkap purse seine yang dimulai dari penurunan pelampung tanda dan kapalpun melingkari target tangkapan.
3)    Hauling, saat alat telah dilingkarkan maka tali kolor mulai di tarik dan berbentuk kantong. Dengan bantuan serok, nelayan mulai mengambil ikan yang berada didalam kantong tersebut. Nelayan yang lain mulai menarik tali, pelampung purse seine dan di naikkan keatas kapal.

B.     HASIL TANGKAPAN
Jenis ikan yang tertangkap saat melakukan operasi penangkapan sangat berbeda-beda tergantung lokasi dan factor oseanografi. Jenis ikan yang tertangkap adalah ikan Layang Decapterus rosella, ikan kembung Rastrelliger kanagurta, ikan Tembanng Sardinella aurita, dan ikan Banjar Rastrelliger brancisoma.
Rat-rata produksi ikan Layang per trip 20 hingga ratusan kg harga ikan Layang per musim Rp 500 – 700 / basket; Rat-rata produksi ikan Cakalang  per trip 500 – 1000 ekor Harga ikan Cakalang per musim Rp 30 – 40 ribu / ekor; Rat-rata produksi ikan Banjar per trip 2- 50 basket Harga ikan Banjar per musim Rp 1 juta – 1,2 juta / basket; Rat-rata produksi ikan kembung per trip Harga ikan Kembung per musim Rp 1 juta – 1,2 juta / basket.
Fishing ground yang paling baik biasanya terletak pada daerah batas antara dua arus atau di daerah upwelling dan divergensi. Batas arus (konvergensi dan divergensi) dan kondisi oseanografi dinamis yang lain (seperti eddies), berfungsi tidak hanya sebagai perbatasan distribusi lingkungan bagi ikan, tetapi juga menyebabkan pengumpulan ikan pada kondisi ini. Pengumpulan ikan-ikan yang penting secara komersi lbiasanya berada pada tengah-tenga harus eddies. Pengumpulan ini bisa berkaitan dengan pengumpulan ikan dewasa dalam arus eddi (melalui rantai makanan).
Jadi, dapat disimpulkan hasil tangkapan tertinggi berfariasi dalam setiap daerah fishing ground dengan factor oseanografi yang berbeda juga di tiap melakukan hauling. Ikan tertangkap karena daerah fishing ground merupakan daerah oseanografi yang disenangi, factor hanya lewat, factor imigrasi, factor phototaxis positif terhadap cahaya, dan factor penasaran.

C.     HASIL OSEANOGRAFI
Berdasarkan data oseanografi yang diperoleh selama mengikuti alat tangkap purse seine jumlah hasil tangkapan berbeda-beda pada suhu dan kec. Arus yang sama. Adapun suhu 28.70c dan kec. arus 8.1 cm/dtk jumlah ikan layang 10 kg, ikan kembung 35 kg, dan cumi-cumi 20 kg. Pada suhu 29.10c dan kec. Arus 5.9 cm/dtk jumlah ikan layang 100 kg, ikan kembung 75 kg dan cumi-cumi 30 kg. Pada suhu 29.10c dan kec. Arus 7.2 cm/dtk jumlah ikan layang 30 kg, ikan kembung 30 kg, dan cumi-cumi 20 kg.

Pada suhu 28.60c dan kec. Arus 4.5 cm/dtk jumlah hasil tangkapan ikan layang 120 kg, ikan kembung tidak ada, dan cumi-cumi 15 kg. Pada suhu 290c dan kec. Arus 4.1 cm/dtk jumlah ikan layang 100 kg, ikan kembung 50 kg, dan cumi-cumi 15 kg. Sedangkan pada suhu 28.90c dan kec. Arus jumlah hasil tangkapan ikan layang 55 kg, ikan kembung 100 kg, dan cumi-cumi 20 kg.


DAFTAR PUSTAKA
Ali dkk. 2012. “Kajian Kecepatan Kapal Purse Seiner Dengan Permodelan operasional Terhadap Hasil Tangkapan yang Optimal”. Volume 22, No 3
Anonim, 2012. Pengaruh Suhu ,Salinitas ,Arus, CahayaDanUpwellingTerhadapIkanTersedia online di http://aldriyanus.blogspot.com/2012/10/pengaruh-suhu-salinitas-arus-cahaya-dan_3609.html Online tanggal13 November 2014.
Ifa dkk. 2011. Efektivitas Alat Tangkap Mini Purse Seine Menggunakan Sumber Cahaya Berbeda Terhadap Hasil Tangkap Ikan Kembung (Rastrelliger sp.). Universitas Trunojoyo. Madura. Volume 3, No. 1.
Ménard, Fonteneau dkk. PhD, July 2013, " Exploitation Of Small Tunas By A Purse-Seine Fishery With Fish Aggregating Devices And Their Feeding Ecology In An Eastern Tropical Atlantic Ecosystem". Translation Journal. Volume 57: 525–530 http://www.idealibrary.com 17 November 2014.
Nurhayati. 2006. DistribusiVertikalSuhu, Salinitas Dan Arus Di PerairanMorotai, Maluku Utara. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 2006. :www.oseanografi.lipi.go.id No. 40 : 29 – 41.
Wibawa, Ari. 2010. " Analisa Devinisi Kapal Ikan Purse Seine 109 Gt Km. Surya Redjeki ". Translation Journal. Volume Vol 7, No 2.Universitas Dioponegoro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar