Minggu, 08 Juni 2014

ALAT TANGKAP PURSE SEINE MENGGUNAKAN ECHOSOUNDER


ALAT TANGKAP PURSE SEINE MENGGUNAKAN ECHOSOUNDER


BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Kegiatan penangkapan ikan merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan sejumlah hasil tangkapan, yaitu berbagai jenis ikan untuk memenuhi permintaan sebagai sumber makanan dengan menggunakan berbagai jenis alat tangkap.  Adanya permintaan menyebabkan terjadi siklus ekonomi dimana akan terjadi keuntungan dan kerugian, sehingga aktivitas penangkapan akan dilakukan dengan meningkatkan produksi ikan untuk meraih keuntungan yang sebesar-sebesarnya oleh pelaku usaha penangkapan ikan. 
Kecirian perikanan tangkap adalah ketidakpastian yang cukup tinggi, karena dalam operasi penangkapan ikan nelayan harus mampu menentukan lokasi penangkapan ikan yang potensil. Permasalahan utama dalam kegiatan penangkapan ikan adalah menentukan lokasi penangkapan yang potensil, karena jenis ikan cakalang merupakan kelompok ikan pelagis besar yang selalu melakukan migrasi dengan jarak jauh. Salah satu indikator dalam menentukan
Aktivitas perikanan dimulai dengan usaha melakukan penangkapan ikan ataupun mengumpulkan biota akuatik (rumput laut, kerang-kerangan dan lain-lain). Penangkapan ikan tentu saja didukung oleh teknologi penangkapan ikan yang memadai dan berwawasan lingkungan. Hal ini bertujuan agar hasil tangkapan yang diperoleh maksimal serta tidak menimbulkan kerusakan pada habitat ikan sehingga sumberdaya ikan tetap lestari. Operasi penangkapan ikan oleh setiap jenis alat tangkap memiliki perbedaan. Hal ini dikarenakan setiap jenis alat tangkap memiliki kontruksi yang berbeda yang disesuaikan dengan target tangkapan dan kondisi perairan pada daerah penangkapan ikan, contohnya alat tangkap purse seine. Alat tangkap purse seine adalah alat (gear) yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis yang membentuk gerombolan. Perikanan purse seine menghasilkan sebanyak 15,1 % dari total hasil tangkapan berbagai alat tangkap di Jepang, dengan demikian purse seine merupakan alat penangkapan yang penting baik untuk perikanan pantai maupun perikanan lepas pantai. Panjang purse seine bergantung pada dimensi kapal, waktu operasi, dan jenis ikan yang akan ditangkap. Begitu pula dimensi kapal, semakin besar dimensi kapal maka kemampuan kapal tersebut untuk membawa jaring dan alat bantu penangkapan ikan lainnya semakin besar dengan demikian jarak jangkau fishing ground akan semakin luas. Pengoperasian alat tangkap purse seine tentu saja didukung oleh berbagai alat bantu dengan tujuan agar hasil tangkapan yang diperoleh maksimal. Alat bantu penangkapan adalah alat yang digunakan untuk memudahkan proses penangkapan ikan dengan alat tangkap tertentu. Contoh alat bantu penangkapan yang umumnya digunakan yakni rumpon, lampu dan alat bantu navigasi seperti fish finder, echosounder dan lain sebagainya
Echo-sounder atau fish finder sebagai alat bantu dalam operasi penangkapan ikan merupakan alat pengindraan jarak jauh dengan prinsip kerja menggunakan metode akustik yaitu sistem sinyal yang berupa gelombang suara. Sinyal yang dipancarkan kedalam laut secara vertikal setelah mengenai obyek, pantulan sinyal diterima kembali kemudian diolah sehingga menghasilkan keterangan tentang kedalaman laut, kotur dan tekstur dasatr laut dan posisi dari gerombolan ikan.
I.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1.      Jelaskan pengertian dan hal-hal yang menyangkut Purse seine!
2.      Jelaskan Pengertian Echosounder !
3.      Bagaimana cara menggunakan alat tangkap purse seine dengan alat bantu penangkapan echosounder?
I.3  TUJUAN
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu; Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan hal-hal yang menyangkut alattangkap purse seine; Mengetahui Pengertian dan kegunaan alat bantu penangkapan echosounder; dan Menjelaskan secara lengkap cara menggunakan alat tangkap purse seine dengan alat bantu penangkapan echosounder.

BAB II
PEMBAHASAN
II.1 PURSE SEINE
II.1.1 Pengertian Purse Seine
Purse seine tergolong dalam alat tangkap jaring lingkar dengan menggunakan tali kerut (purse line) yang terletak di bagian bawah jaring. Dengan adanya tali kerut memungkinkan jaring ditutup seperti pundi-pundi terbalik dan mengurung ikan yang tertangkap. Pukat cincin dapat berukuran sangat besar dan dioperasikan oleh satu atau dua buah kapal. Biasanya purse seine dioperasikan oleh satu kapal dengan atau tanpa bantuan kapal pembantu.
Menurut Ayodhyoa (1972), purse seine biasa disebut juga dengan jaring kantong karena bentuk jaring tersebut waktu dioperasikan menyerupai kantong. Pukat cincin kadang-kadang juga disebut jaring kolor karena pada bagian bawah jaring (tali ris bawah) dilengkapi dengan tali kolor yang gunanya untuk menyatukan bagian bawah jaring sewaktu operasi dengan cara menarik tali kolor tersebut. Pukat cincin digunakan untuk menangkap ikan yang bergerombol (scholling) di permukaan laut.
II.1.2 Deskripsi Alat Tangkap
Satu unit purse seine terdiri dari jaring, kapal, dan alat bantu (roller, lampu, echosounder, dsb). Bagian-bagian purse seine:
1.      Kantong (bag, bunt)
2.      Badan jaring
3.      Tepi jaring
4.      Pelampung (float)
5.      Tali pelampung (float line)
6.      Sayap (wing)
7.      Pemberat  (sinker, lead)
8.      Tali penarik (purse line)
9.      Tali cincin (purs ring)
10.  Selvage (srampatan) (Fiqrin, 2010).
II.2 ECHOSOUNDER
II.2.1 Pengertian
Acoustic System mulai dikenal dan populer dengan istilah SONAR (sound navigation and ranging). ASDIC 'Allied Submarine Detection Investigation Committee' pada masa Perang Dunia I (PD I). Lalu Acoustic System mulai dikembangkan oleh Inggris pada masa pra-Perang Dunia II (PD II) dengan membuat ASDIC (Anti Sub-marine Detection Investigation Committee) yang terbukti sangat berguna bagi Angkatan Laut Negara-negara Sekutu pada PD II. Setelah PD II berakhir, penggunaan akustik semakin berkembang luas untuk tujuan damai dan ilmiah, antara lain digunakan untuk; mempelajari proses perambatan suara pada medium air, penelitian sifat-sifat akustik dan benda-benda yang terdapat pada suatu perairan, komunikasi dan penentuan posisi di kolom perairan. Selanjutnya perkembangan akustik semakin pesat pada awal dekade 70-an karena telah ditemukan Echo Integrator yang dapat menghasilkan nilai absolut untuk pendugaan dan estimasi bawah air.
Awalnya echo suonder hanya digunakan untuk mendeteksi jarak antara sumber suara dikapal dengan sumber pantulan yaitu dasar laut atau mengukur kedalaman dasar laut, namun dengan perkembangan teknologi serta pesatnya penyebarannya hingga dikenal di dunia perikanan tangkap.Echo-sounder dapat memberikan informasi kedalaman dasar perairan dan gerombolan ikan yang diperlukan bagi nelayan, nelayan dapat memperkirakan alat tangkapnnya sesuai atau tidak untuk dioperasikan pada kedalaman yang terdeteksi, seperti misalnya alat tangkap rawai dasar dan pancing ulur untuk ikan dasar, panjang tali yang mesti disediakan.
Echosounder adalah alat untuk mengukur kedalaman air dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air (Parkinson, B.W., 1996). Echosounder terdiri dari 2 macam yaitu :
a.      Single-Beam Echosounder
Single-beam echosounder merupakan alat ukur kedalaman air yang menggunakan pancaran tunggal sebagai pengirim dan pengiriman sinyal gelombang suara.Komponen dari single-beam terdiri dari transciever (transduceratau receiver) terpasang pada lambung kapal.Sistem ini mengukur kedalaman air secara langsung dari kapal penyelidikan. Transciever mengirimkan pulsa akustik dengan frekuensi tinggi yang terkandung dalam beam (gelombang suara) menyusuri bagian bawah kolom air. Energi akustik memantulkan sampai dasar laut dari kapal dan diterima kembali oleh tranciever.Transciever terdiri dari sebuah transmiter yang mempunyai fungsi sebagai pengontrol panjang gelombang pulsa yang dipancarkan dan menyediakan tenaga elektris untuk besar frekuensi yang diberikan.
·         Transmiter ini menerima secara berulang-ulang dalam kecepatan yang tinggi sampai pada orde kecepatan milisekon.
·          Range frekuensi single-beam echosounder relatif mudah untuk digunakan, tetapi hanya menyediakan informasi kedalam sepanjang garis trak yang dilalui oleh kapal (Urick , 1983).
b.      Multi-Bean Echosounder
Multi-Beam Echosounder merupakan alat untuk menentukan kedalaman air dengan cakupan area dasar laut yang luas.Prinsip operasi alat ini secara umum adalah berdasar pada pancaran pulsa yang dipancarkan secara langsung ke arah dasar laut dan setelah itu energi akustik dipantulkan kembali dari dasar laut (sea bad), beberapa pancaran suara (beam) secara elektronis terbentuk menggunakan teknik pemrosesan sinyal sehingga diketahui sudut beam. Multi beam echosounder dapat menghasilkan data batimetri dengan resolusi tinggi (0,1 m akurasi vertikal dan krang dari 1 m akurasi horizontalnya) (Urick, 1983).
Echosounder berdasar output yang dihasilkan terdiri dari 2 macam yaitu :
a.       Recording Echosounder
Echosounder perekam membuat gambar yang memperlihatkan kedalaman ikan dan dasar laut. Gambar-gambar yang dibuat akan tergambar pada sehelai kertas sehingga bisa disimpan untuk dilihat kemudian.
b.        Echo sounder Warna
Echosounder warna adalah jenis alat yang terbaru. Echosounder warna tidak dapat membuat gambar pada selembar kertas,tetapi echosounder warna memiliki part khusus yang dapat memanggil kembali gambar-gambar lama yang telah diperoleh dan memperlihatkannya melaluimonitor ketika diperlukan.
II.2.2 Fungsi Echosounder
Kegunaan dasar dari echosounder yaitu menentukan kedalaman suatu perairan dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air. Data tampilan juga dapat dikombinasikan dengan koordinat global berdasarkan sinyal dari satelit GPS yang ada dengan memasang antena GPS (Parkinson, B.W., 1996).Echo sounders mengukur kedalaman air dengan membangkitkan pulsa akustik pendek atau ping yang dipancarkan ke dasar air kemudian mendengarkannya kembali dari dasar air itu. Waktu antara pulsa akustik yang dipancarkan dan kembalinya echo adalah waktu yang diperlukan gelombang akustik untuk merambat ke dasar air dan memantul kembali ke permukaan air. Dengan mengetahui waktu dan kecepatan suara di dalam air, maka kedalaman dasar air dapat dihitung. Sebagai contoh, jika diperoleh data 10 detik antara saat ping yang dipancarkan dan didengar echonya, dan menggunakan kecepatan suara 1500 m/s, maka perjalanan atau perambatan gelombang akustik yang ditempuh adalah 10 detik x 1500 m/s = 15000 m. Karena ini adalah perjalanan pulang pergi “distance to target end back, maka jarak alat ke dasar air adalah separuh dari 15000 m, atau 7500 m. Secara umum dapat dirumuskan:

Jarak = (1/2) x Kecepatan suara x Waktu Echo (Burdic, 1991).

Untuk menghasilkan suatu gelombang akustik, sebuah echo sounder menggunakan sebuah alat yang disebut proyektor.Proyektor dapat menghasilkan gelombang akustik di dalam air, dan ada banyak lagi bentuk dari proyektor yang diseduaikan untuk aplikasi-aplikasi yang spesifik (Herli Firdaus, 2008).
II.2.3 Cara Pengoperasian Echo Sounder
Sebelum mengoperasikan echo sounder, hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah mengetahui fungsi kerja dari bagian-bagian dari echo sounder itu sendiri.
Keterangan :
1.      Kedalaman dalam jarak akustik
2.      Balok vertikal sudut
3.      Range pengaturan di perangkat lunak
4.      Lebar petak dasar laut
5.      Tow sisi kedalaman scan sonar
6.      Pelabuhan dan pemisah saluran kanan
7.      Lebar balok horizontal
Cara Pemakaian dari echo sounder ini adalah sebagai berikut :
  1. Memasang alat dan cek keadaan alat sebelum memulai pengambilan data.
  2. Pastikan kabel single beam dan display sudah terpasang.
  3. Pasang antena, jika diperlukan input satelit GPS.
  4. Masukkan single beam kedalam air.
  5. Set Skala kedalaman yang ditampilkan display.
  6. Set frekuensi yang akan digunakan 200 Hz untuk laut dangkal atau 50 Hz untuk laut dalam atau dual untuk menggunakan keduanya.
  7. Set input data air yaitu salinitas, temperatur dan tekanan air.
  8. Pengambilan data.
  9. Pemrosesan data.
II.2.4 Cara Pengukuran & Pembacaan Echo Sounder
Perhitungan kedalaman diperoleh dari setengah waktu pemantulan signal dari echo sounder memantul ke dasar laut kemudian kembali ke echo sounder. Nilai waktu yang diperoleh di konversikan dengan kecepatan gelombang suara di dalam air. Untuk data kedalaman yang lebih tepat, dimasukkan pula data-data temperatur air, salinitas air dan tekanan air. Hal ini diperlukan untuk memperoleh konversi yang tepat pada cepat rambat suara di dalam air.
Berikut adalah perhitungannya :
c = 1448.6 + 4.618T2 − 0.0523 + 1.25 * (S − 35) + 0.017D
dimana :
c = kecepatan suara (m/s)
T = temperatur (degrees Celsius)
S = salinitas (pro mille)
D = kedalaman
II.2.5  Kelebihan & Kekurangan Echo Sounder
Adapun kelebihan dan kekurangan dari penggunaan echo sounder itu adalah sebagai berikut :
a.         Kelemahan dari penggunaan echo sounder adalah jika semakin dalam laut, gambar yang dihasilkan semakin tidak jelas (tidak terlihat lebih spesifik gambar karang, ikan, kapal karam,dan sebagainya). Contoh ketika echo sounder digunakan di akuarium yang berisi ikan, gambar yang dihasilkan lebih jelas, hal ini dipengaruhi oleh laut. Disamping itu mengganggu komunikasi antar hewan laut contohnya paus dan lumba–lumba.
b.        Keuntungan dari penggunaan echo sounder adalah dapat mengukur kedalaman laut yang disertai dengan pemetaan dasar laut, disamping itu digunakan nelayan untuk mengetahui gerombolan ikan,serta dapat mengukur suhu air pada kedalaman tertentu. Penggunaan teknologi ini sangat membantu dalam pencarian sumber daya ikan yang baru, sehingga akan mempercapat pengambilan keputusan atau kebijakan, terutama untuk menetapkan daerah penangkapan ikan agar potensi ikan dapat dipertahankan 
II.3 Hubungan Alat Penangkapan Purse Seine dengan MenggunakanAlat Bantu Echosounder
Teknik Operasi Dengan Mengejar Gerombolan Ikan
1)      Pertama-tama harus menemukan gerombolan ikan. Ciri-ciri adanya gerombolan ikan biasanya ditandai dengan:
ü  Adanya perubahan warna air laut, karena gerombolan ikan berenang dekat permukaan air.
ü  Ikan-ikan melompat-lompat dekat permukaan.
ü  Adanya buih-buih dekat permukaan laut akibat udara yang dikeluarkan ikan.
ü  Burung-butung yang menukik dan menyambar di permukaan hal-hal tsb diatas biasanya terjadi pada saat senja atau pagi hari

Namun, setelah berkembangnya jaman, metode tradisional menemukan target sudah jarang digunakan dan cenderung kea lat bantu penangkapan modern seperti halnya Sonar.
Penggunaan Sonar dan Echosounder sebagai alat pendeteksi ikan (Fish Finder), yang juga dilengkapi dengan GPS Receiver dan Marine Radar.  Penggunaan alat-alat ini diharapkan dapat membantu para nakhoda di dalam memburu gerombolan ikan yang menjadi targetnya dan pada akhirnya akan mengurangi lama trip penangkapan.
Sekarang hampir dipastikan semua kapal purse seine yang beroperasi telah menggunakan alat-alat tersebut, pastinya GPS, dan setidaknya salah satu dari Sonar atau Echosounder sebagai fish finder. Transducer dipasang di bagian bawah kapal, tapi bukan di 1/3 panjang kapal melainkan tepat di bawah kamar mesin.
Sesuai dengan namanya, SONAR (Sound Navigation and Ranging) digunakan untuk mencari lokasi gerombolan ikan yang akan ditangkap.  Pencarian yang dilakukan Sonar bersifat horizontal, meski bisa pula digunakan secara vertikal dengan mengubah angle tranducer.  Sebaliknya, Echosounder bekerja secara vertikal.  Selain menginformasikan kedalaman suatu perairan, alat ini juga menginformasikan type dasar laut yang dilewati kapal.  Dengan demikian, kerusakan jaring akibat terkena batu karang dapat dihindari.
Dalam teori operasi penangkapan dengan menggunakan Purse Seine, Sonar digunakan untuk mendeteksi kawanan ikan yang menjadi target tangkapan, selanjutkan kapal akan menurunkan jaring (Purse Seine) dan berlari mengejar kawanan tersebut seraya melingkarinya.  Ikan-ikan yang menjadi target adalah gerombolan ikan pelagis yang berenang dengan cepat seperti tongkol, tenggiri dan bahkan Tuna untuk kapal-kapal Super Purse Seiner.
2)      Setelah itu dilakukan pelingkaran jaring dengan menghadang arah renang ikan Pada waktu melingkari gerombolan ikan kapal dijalankan secepat mungkin, dengan tujuan agar gerombolan ikan segera terkepung.
3)      Penarikan tali kolor. Setelah kedua tepi jaring bertemu maka dilakukan penarikan tali kolor dengan maksud untuk mencegah ikan agar tidak lari ke arah bawah jaring. Sekarang ini penarikan tali kolor ada yang menggunakan roller.
4)      Penarikan tubuh jaring, float line. Ini ditarik jika bagian bawah jaring telah tertutup, dengan demikian semua pemberat telah berada di atas kapal.
5)      Pengambilan hasil tangkapan







BAB III
PENUTUP
III.1  Kesimpulan
Adapun hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:
1.      Menurut Ayodhyoa (1972), purse seine biasa disebut juga dengan jaring kantong karena bentuk jaring tersebut waktu dioperasikan menyerupai kantong. Pukat cincin kadang-kadang juga disebut jaring kolor karena pada bagian bawah jaring (tali ris bawah) dilengkapi dengan tali kolor yang gunanya untuk menyatukan bagian bawah jaring sewaktu operasi dengan cara menarik tali kolor tersebut. Pukat cincin digunakan untuk menangkap ikan yang bergerombol (scholling) di permukaan laut.
2.      Echo-sounder atau fish finder sebagai alat bantu dalam operasi penangkapan ikan merupakan alat pengindraan jarak jauh dengan prinsip kerja menggunakan metode akustik yaitu sistem sinyal yang berupa gelombang suara. Sinyal yang dipancarkan kedalam laut secara vertikal setelah mengenai obyek, pantulan sinyal diterima kembali kemudian diolah sehingga menghasilkan keterangan tentang kedalaman laut, kotur dan tekstur dasatr laut dan posisi dari gerombolan ikan.
3.      Echosounder digunakan pada alat tangkap Purse seine untuk mengetahui arah, jarak, serta seberapa banyak target tangkapan yang akan di hadapi.
III.2 Saran
Sebaiknya dilakukan studi kasus agar para pembaca tidak hanya mengetahui echosounder secara teori tetapi juga mengetahuinya secara keseluruhan dalam artian praktek.




DAFTAR PUSTAKA

Peranan Cahaya Terhadap Alat Penangkapan


PERANAN CAHAYA TERHADAP ALAT PENANGKAPAN IKAN

OLEH
IKE WULANDURI
L23111008



TEKNOLOGI ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
TUGAS!!
1.      ALAT TANGKAP PURSE SEINE
Purse Seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di lalukan di dalamnya. Fungsi cincin dan tali kerut / tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir penangkapan.
Prinsip menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan melingkari suatu gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan terkumpul di bagian kantong. Dengan kata lain dengan memperkecil ruang lingkup gerak ikan. Ikan-ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap. Fungsi mata jaring dan jaring adalah sebagai dinding penghadang, dan bukan sebagai pengerat ikan.
Purse seine, pertama kali diperkenalkan di pantai uatara Jawa oleh BPPL (LPPL) pada tahun 1970 dalam rangka kerjasama dengan pengusaha perikanan di Batang (Bpk. Djajuri) dan berhasil dengan baik. Kemudian diaplikasikan di Muncar (1973 / 1974) dan berkembang pesat sampai sekarang. Pada awal pengembangannya di Muncar sempat menimbulakan konflik sosial antara nelayan tradisional nelayan pengusaha yang menggunakan purse seine. Namun akhirnya dapat diterima juga. Purse seine ini memang potensial dan produktivitas hasil tangkapannya tinggi. Dalam perkembangannya terus mengalami penyempurnaan tidak hanya bentuk (kontruksi) tetapi juga bahan dan perahu / kapal yang digunakan untuk usaha perikanannya.
Adapun Bagian-bagian dari alat tangkap Purse seine antara lain: 
Ø    Bagian jarring
Ø    Tali temali meliputi; tali pelampung, tali ris atas, tali ris bawah, tali pemberat, tali kolor bahan, dan tali slambar.
Ø    Pelampung
Ø    Pemberat
2.        DAERAH PENANGKAPAN
Purse seine dapat digunakan dari fishing ground dengan kondisi sebagai berikut :
1)      A spring layer of water temperature adalah areal permukaan dari laut
2)      Jumlah ikan berlimpah dan bergerombol pada area permukaan air
3)      Kondisi laut bagus
Purse seine banyak digunakan di pantai utara Jawa / Jakarta, cirebon, Juwana dan pantai Selatan (Cilacap, Prigi, dll).
3.      HASIL TANGKAPAN
Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine adalah ikan-ikan yang “Pelagic Shoaling Species”, yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah membentuk shoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula agar densitas shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin. Dengan kata lain dapat juga dikatakan per satuan volume hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini dapat dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh jaring (panjang dan lebar) yang dipergunakan.
Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di daerah Jawa dan sekitarnya adalah : Layang (Decapterus spp), bentang, kembung (Rastrehinger spp) lemuru (Sardinella spp), slengseng, cumi-cumi dll.

4.        JENIS LAMPU
Cahaya merangsang dan menarik ikan (fototaxis positif), sifat fototaxis ini dapat berubah – ubah tergantung kepada tingkat hidup dan kedewasaan jenis ikan itu sendiri. Ikan tertarik oleh cahaya melalui penglihatan (mata) dan rangsangan melalui otak (pineal region pada otak). Peristiwa tertariknya ikan pada cahaya disebut phototaxis. Dengan demikian, ikan yang tertarik oleh cahaya hanyalah ikan-ikan fhototaxis, yang umumnya adalah ikan-ikan pelagis.
Ada beberapa alasan mengapa ikan tertarik oleh cahaya, antara lain adalah penyesuaian intensitas cahaya dengan kemampuan mata ikan untuk menerima cahaya. Dengan demikian, kemampuan ikan untuk tertarik pada suatu sumber cahaya sangat berbeda-beda. Ada ikan yang sangat senang pada intensitas cahaya yang rendah, tetapi ada pula ikan yang senang terhadap intensitas cahaya yang tinggi.
Tingkah laku ikan di bawah sumber cahaya lampu, adalah tidak normal karena ikan tidak dapat meninggalkan sumber cahaya lampu, bahkan kadang – kadang terdapat keganjilan, misalnya ada beberapa tingkah laku ikan yang terlihat mendekati sumber cahaya, kemudian berenang cepat sekali sambil berputar – putar mengelilingi sumber cahaya, sesudah itu berlompatan ke atas permukaan.
Dengan diketahui sifat fototaxis, maka biasanya penangkapan ikan akan lebih efektif di lakukan sebelum tengah malam, hal ini disebabkan adanya memanjang dan memendekannya sel – sel kerucut retina mata ikan. Jenis – jenis ikan yang mudah ditarik dan dikumpulkan dengan cahaya lampu antara lain : Ikan Lemuru (Sardinella longiceps), Ikan Layang (Decapterus russeli), Ikan Kembung (Rastrelliger, sp), Cumi – cumi (Loligo sp) dan ikan lainnya.
Pada waktu bulan purnama tingkat keberhasilan penangkapan ikan dengan menggunakan cahaya lampu biasanya rendah. Hal ini karena cahaya terbagi rata, padahal penangkapan ikan dengan lampu diperlukan keadaan gelap guna menarik ikan – ikan ke titik yang terang.  ikan – ikan pelagis hanya berkumpul pada suatu titik cahaya selama 1 – 2 jam setelah itu ikan akan menyebar menjauhi cahaya. Hal ini disebabkan karena ikan – ikan sudah kenyang atau juga adanya pemangsa (predator) yang berputar – putar mengililingi cahaya lampu serta berlompatan ke permukaan perairan.
Fungsi lampu untuk penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan kemudian dilakukan operasi penangkapan dengan menggunakan berbagai alat tangkap, seperti purse seine. Jenis lampu yang digunakan bermacam-macam, seperti oncor (obor), petromaks, lampu listrik (penggunaannya masih sangat terbatas hanya untuk usaha penangkapan sebagian dari perikanan industri).
DAFTAR PUSTAKA
http://astutipage.wordpress.com/tag/alat-tangkap/ (diakses pada 01 Desember 2013 pukul 15.30)
http://fiqrin.wordpress.com/artikel-tentang-ikan/purse-seine/ (diakses pada 01 Desember 2013 pukul 15.55)