Jumat, 09 Oktober 2015

Penanganan Hasil Tangkapan

BAB I
PENDAHULUAN
I.1    Latar Belakang
Laut Indonesia memiliki potensi sumberdaya yang besar terutama potensi perikanan laut dari segi jumlah ataupun keragaman jenis. Luas laut Indonesia kurang lebih 5,8 juta km2 dengan garis panatai sepanjang 81.000 km. Laut Indonesia yang luas menyediakan sumberdaya ikan laut dengan potensi lestari sebesar 6,4 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI). Jumlah tangkapan yang diperbolehkan di Indonesia sebesar 80% dari potensi lestari sumberdaya ikan laut yaitu sebesar 5,12 juta ton.
Pemanfaatan potensi sumberdaya ikan laut yang besar salah satunya dilakukan melalui kegiatan perikanan tangkap. Perikanan tangkap di Indonesia sekarang ini masih menjadi penyumbang utama produksi perikanan di Indonesia walaupun menunjukkan kuantitas hasil produksi yang berfluktuasi sejak tahun 2000 hingga tahun 2010. Tahun 2000 perikanan tangkap menghasilkan produksi sebesar 3.807.191 ton dan pada tahun 2010 produksi perikanan tangkap telah mencapai angka 5.039.446 ton.
Produk perikanan termasuk produk yang memiliki sifat sangat mudah rusak/busuk, sehingga sebaik apapun penanganan yang dilakukan tidak akan mungkin membuat ikan tetap segar, namun demikian penanganan yang dilakukan adalah dalam rangka menghambat proses penguraian jaringan tubuh (pembusukan) sehingga ikan dapat disimpan selama mungkin dalam keadaan baik. Oleh karenanya begitu ikan  tertangkap diangkat keatas kapal harus secepat mungkin ditangani dengan baik dan hati-hati untuk kemudian disimpan di cold storage atau diolah bahkan langsung dimasak untuk dikonsumsi.
Ikan merupakan bahan makanan yang mudah mengalami pembusukan segingga upayaa pengolahan dan pengawetan hasil perikanan mutlak diperlukan untuk menjaga kualitas ikan agar sampai ditangan konsumen dalam keadaan baik dan layak dikonsumsi sebagai makanan.
Produk perikanan termasuk produk yang memiliki sifat sangat mudah rusak/busuk, sehingga sebaik apapun penanganan yang dilakukan tidak akan mungkin membuat ikan tetap segar, namun demikian penanganan yang dilakukan adalah dalam rangka menghambat proses penguraian jaringan tubuh (pembusukan) sehingga ikan dapat disimpan selama mungkin dalam keadaan baik. Oleh karenanya begitu ikan  tertangkap diangkat keatas kapal harus secepat mungkin ditangani dengan baik dan hati-hati untuk kemudian disimpan di cold storage atau diolah bahkan langsung dimasak untuk dikonsumsi.
I.2   Rumusan Masalah
           Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada Bab II (Pembahasan) yaitu sebagai berikut :
1.    Apakah yang pengertian Penanganan hasil Tangkapan?
2.    Bagaimana cara penanganan hasil tangkapan di atas kapal?
3.    Bagaimana cara penanganan hasil tangkapan di darat ?

I.3    Tujuan
 Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu; Untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Penanganan Hasil Tangkapan (PHT), untuk menjelaskan pengertian penanganan hasil tangkapan, cara penanganan hasil tangkapan ikan diatas kapal dan cara penangana hasil tangkapan di darat.



BAB II
PEMBAHASAN
II.1  PENGERTIAN

Penanganan hasil  tangkapan adalah dimana proses mempertahankan kualitas produk perikanan harus dimulai sejak panen dan terus dilakukan sepanjang mata rantai proses dari panen hingga ke konsumen. Untuk itu penanganan yang benar dan hati-hati sejak ikan di atas kapal penangkap hingga transportasinya ke tempat pemasaran atau pengolahan, merupakan tahap kritis.
Sifat karakteristik baik fisik, kimia, maupun biologis sangat menentukan bagaimana penanganan harus dilakukan untuk mempertahankan kualitas produk perikanan. Banyak faktor mempengaruhi kualitas ikan sesudah ditangkap, antara lain jumlah bakteri yang terdapat pada ikan, adanya penyakit, tingkat pemijahan, tingkat kekenyangan, dan tingkat kelelahan ikan.
 Secara alami ikan mengandung bakteri pada bagian kulit, insang dan isi perut, namun saat ikan masih hidup, ia dapat menahan perkembangan dan serangan bakteri tersebut. Saat ikan mati, mekanisme pertahanan tersebut hilang, dan bakteri mulai masuk ke dalam otot dan tumbuh berkembang di sana.


II.2   PENANGANAN HASILTANGKAPAN DI ATAS KAPAL

Penanganan Hasil Tangkapan ikan di atas kapal merupakan tindakan awal  dalam menjaga kesegaran ikan dari kemunduran mutu karena baik buruknya penanganan akan berpengaruh langsung terhadap mutu ikan yang akan dijadikan bahan makanan atau bahan mentah untuk pengolahan lebih lanjut. Sehingga penempatan ikan di atas kapal juga harus diperhatikan, sebab pada tempat yang bersuhu panas, terkena sinar matahari langsung, tempat yang kotor dan lain sebagainya dapat mempercepat mundurnya mutu ikan.

II.2.1 Proses penanganan ikan di atas kapal
Saat pengangkutan ikan dari jaring
Hal terpenting yang perlu di perhatikan dalam pengangkutan ikan dari jaring adalah harus dilakukan secara hati-hati. Ikan yang ditangkap dengan jaring harus cepat-cepat diangkat ke atas dek kapal agar mendapatkan perlakuan atau penanganan selanjutnya. Keterlambatan pengangkatan ke atas dek akan mempercepat proses pembusukan. Proses biokimia yang terjadi dalam daging ikan berkolerasi positif dengan suhu pada batas-batas tertentu. Artinya, semakin tinggi suhu tubuh ikan maka proses atau reaksi biokimia semakin cepat berlangsung dan dengan demikian ikan akan lebih cepat busuk. Pada penanganan ikan segar yang harus diingat adalah tingkat kesegaran ikan tidak dapat ditingkatkan, tetapi hanya dapat dipertahankan saja.
 Proses penyimpanan hasil tangkap dilakukan setelah tahap penanganan ikan di atas kapal. Hal yang perlu dicermati di dalam pengawetan ikan dengan es adalah wadah yang digunakan untuk penyimpanan harus mampu mempertahankan es selama mungkin agar tidak mencair. Wadah peng-es-an yang ideal harus mampu mempertahankan suhu tetap dingin, kuat, tahan lama, kedap air, dan mudah dibersihkan.

Dasar-dasar penyimpanan yang baik :
a.    Segera dinginkan dan diberi es yang cukup.
b.    Ikan harus berkontak dengan es, bukan dengan lainnya.
c.     Air lelehan es mendinginkan dan menyegarkan ikan, sambil menghayutkan lendir, darah dan kotoran.
d.    Pengusahaan suhu yang cukup rendah sekitar tumpukan ikan es.
e.    Pemerliharaan kebersihan Segala peralatan, papan-papan, dan rak dalam palka harus bersih sebelum ikan disusun. Sisa-sisa es dari perjalanan sebelumnya harus dibuang habis.
f.     Perlakuan dalam palka Perlakuan yang utama adalah bahwa setibanya ikan dalam palka, harus cepat-cepat didinginkan dan suhu dipelihara pada 0°C.

II.2.1.1  Penanganan Ikan Kecil
Urutan penanganan ikan ukuran kecil diatas kapal sebagai berikut :
1.    Melepas ikan dari jaring atau alat tangkap lain yang digunakan, dan langsung memasukannya kedalam bak chilling yang telah diisi air laut dingin (telah diberi essebelumnya). Apabila memungkinkan langsung diseleksi menurut jenis, ukuran dan mutu ikan dengan cara menyiapkan sejumlah keranjang (sesuai dengan jumlah jenis dan ukuran ikan) dalam kondisi 3/4 – 4/5 nya terendam air laut dingin untuk diisi ikan yang dilepas dari jaring.
2.    Setelah penuh ikan (lk. setengahnya berisi ikan) keranjang berserta isinya digoyang dalam air rendaman, kemudian diangkat untuk penirisan. Kegiatan ini sekaligus merupakan proses mencuci ikan
3.    Selanjutnya dilakukan pengemasan, yaitu menyiapkan keranjang kosong yang bersih, kemudian menata es-ikan disusun selapis-selapis berselang-seling dengan yang terbawah dan teratas adalah lapisan es yang cukup tebal. Jumlah es : ikan = 1 : 1. Apabila tidakdilakukan proses perendaman dalam bak chilling, maka penyusunan ini juga berperansebagai proses chilling dimana semakin tebal lapisan ikan, maka akan semakin lama waktupendinginannya untuk mencapai suhu tengah ikan mencapai 0-3°C
4.    Keranjang dapat disusun dengan ditumpuk didalam palkah, dimana sebelumnya palkahsudah diisi es curai secukupnya sehingga sudah cukup dingin saat ikan dimasukkankedalamnya.
5.     Apabila tidak menggunakan sistim keranjang, penyimpanan/pendinginan ikan dapat dilakukan secara curah dimana palkah dilengkapi dengan sekat-sekat yang dapat dilepas dipasang (knock down) esuai dengan kebutuhan.penyimpanan ikan didalam palkah dengan sistim curah dan Potongan melintang susunan keranjang ikan didalam palkah.
6.    Sistim pembuangan air lelehan es harus cukup lancar sehingga mencegah terendamnya ikan oleh air yang kotor.
7.    Penambahan es selama penyimpanan di palkah dapat dilakukan jika jumlahnya telah berkurang. Frekwensi dan jumlahnya sangat ditentukan oleh kekedapan konstruksi palkah terhadap penetrasi panas dari luar.
8.    Selama proses penanganan lindungi ikan dari cahaya (panas) matahari langsung, yaitudengan memasang tenda diatas dek menggunakan terpal yang telah disiapkan.
9.    Selama proses penanganan ikan harus dihindarkan dari perlakuan kasar maupun benturan fisik yang dapat membuat ikan luka atau memar.

II.2.1.2   Penanganan Ikan Besar
Prinsip penanganan ikan diatas kapal untuk ikan ukuran besar (10 kg per ekor) sama dengan ikan ukuran kecil, dengan beberapa perlakuan khusus sebagai berikut ini :
1.    Ikan - ikan ukuran besar umumnya ditangkap dengan alat pancing dan biasanya masih dalam keadaan hidup saat diangkat dari air, untuk ini ikan harus segera dibunuh dengan memukul kepalanya memakai pentungan kayu yang telah disiapkan atau dengan cara lain yang tidak merusak fisik ikan.
2.    Segera mendinginkannya dengan mencelupkan ikan di bak chilling yang telah diisi air laut bercampur es (dingin) yang telah disiapkan sambil menunggu saat penyiangannya. Suhu air akan selalu terjaga pada suhu 0°C selama masih ada es.
3.     Melakukan penyiangan (buang insang dan isi perut, dan untuk ikan-ikan besar juga mengiris sebagian operculum dan membuang sirip) dan membuang darahnya (bleeding). Pembersihan dilakukan dengan mencucinya memakai air dingin yang telah didinginkan dengan es. Tingkat penyiangan dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasar. Khusus untuk produk ikan dengan mutu sashimi atau disiapkan untuk pembekuan bentuk akhir dari penyiangan biasanya tanpa sirip, isi perut dan insang (fins removed, gilled and gutted ) atau juga tanpa kepala (headed, fins removed, gilled and gutted )

II.3   PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI DARAT
Penanganan Hasil Tangkapan di Darat pertama-tama Tempat pelelangan ikan  merupakan tempat pertama dilakukannya proses transaksi ikan. TPI ini merupakan salah satu sarana yang disediakan di pelabuhan atau pendaratan ikan. Setelah selesai beroperasi, kapal-kapal penangkap ikan langsung membawa hasil tangkapannya menuju pelabuhan atau tempat pendaratan terdekat. TPI yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut. Tempat pelelangan ikan  merupakan tempat pertama dilakukannya proses transaksi ikan. TPI ini merupakan salah satu sarana yang disediakan di pelabuhan atau pendaratan ikan. Setelah selesai beroperasi, kapal-kapal penangkap ikan langsung membawa hasil tangkapannya menuju pelabuhan atau tempat pendaratan terdekat. TPI yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.
  1. Mempunyai persediaan air bersih
  2. Mempunyai tempat penyimpanan es.
  3. Mempunyai wadah atau keranjang untuk melelang ikan.
  4. Lantai pelelangan harus dibuat dari ubin yang halus dan mudah dibersihkan serta tidak terdapat genangan.
Berikut ini cara pembongkaran ikan yang dalam penyimpanannya.
  1. Pisahkan es yang belum melebur.
  2. Bongkar ikan dan tempatkan dalam wadah. Gunakan alat-alat pembongkaran, garpu dan sendok plastik. Lakukan pengerjaan pembongkaran secara hati-hati dan jangan sampai banyak ikan yang luka, memar, sobek atau mengalami kerusakan fisik lainnya.
  3. Lakukan sortasi saat pembongkaran, lakukan sortasi berdasarkan jenis, ukuran, dan tingkat kesegaran ikan.
  4. Cuci ikan dalam keranjang dengan air tawar atau air laut dingin yang bersih dan beri es di atasnya.
Penanganan Ikan Basah di Darat
·         Pada saat dibongkar dari perahu, kapal atau kendaraan, sebelum dilelang atau dijual, sebaiknya ikan dalam wadah masih diselimuti es, agar tidak meningkat suhunya.
·         Ikan tidak boleh dicuci dengan air kotor atau air tercemar lainnya.
·         Di tempat pendaratan, pengumpulan, pelelangan dan pengepakan, selama menunggu perlakuan berikutnya, ikan tidak boleh diletakkan di lantai dan sebaiknya ikan ditaburi es.
·         Setelah selesai penjualan atau pelelangan, ikan harus segera dikelompokkan menurut jenis, ukuran dan mutu kesegarannya.
·         Jika ikan disiangi, maka sepanjang kegiatan penyiangan dan pencucian harus digunakan es hancuran yang cukup agar ikan tidak membusuk karena kenaikan suhu.
·         Jika ikan disimpan dalam waktu yang lama karena menunggu pengiriman, sebaiknya es diganti dengan es yang baru kemudian ditata ulang kembali.
Penanganan Selama Pengangkutan dan Distribusi
·         Selama pengangkutan dan distribusi, suhu ikan harus senantiasa rendah, alas wadah harus dilapisi es halus kemudian lapisan ikan yang ditaburi es disusun diatasnya.
·         Diatas dan dibawah tumpukan peti ikan harus diberi lapisan es yang lebih tebal.
·         Usahakan kondisi termperatus didalam fom 0°C
Berikut ini hal-hal prinsip yang perlu diperhatikan selama penanganan ikan dari pembongkaran sampai pengangkutan ke TPI.
  1. Kontrol suhu ikan selama penanganan agar suhu selalu dingi.
  2. Lakukan penanganan dengan cepat dan tepat.
  3. Perkecil sentuhan fisik secara langsung dengan ikan.
  4. Hindari sengatan langsung sinar matahari pada tubuh ikan.
  5. Perkecil terjadinya kontaminasi terhadap ikan.
Untuk penanganan ikan pasca tangkap perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya :
·         Jenis ikan hasil tangkapan
·         Ukuran dan bentuk ikan
·         Bentuk penyaluran yang akan dilakukan. Dipasarkan hidup, segar dingin, dibekukan, atau langsung akan diolah.
·         Permintaan pembeli akan hasil tangkapan.



BAB III
KESIMPULAN
III.1    Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah:
1.    Penanganan hasil  tangkapan adalah dimana proses mempertahankan kualitas produk perikanan harus dimulai sejak panen dan terus dilakukan sepanjang mata rantai proses dari panen hingga ke konsumen.
2.    Dasar-dasar penyimpanan yang baik :
1)    Segera dinginkan dan diberi es yang cukup.
2)    Ikan harus berkontak dengan es, bukan dengan lainnya.
3)     Air lelehan es mendinginkan dan menyegarkan ikan, sambil menghayutkan lendir, darah dan kotoran.
4)    Pengusahaan suhu yang cukup rendah sekitar tumpukan ikan es.
5)    Pemerliharaan kebersihan Segala peralatan, papan-papan, dan rak dalam palka harus bersih sebelum ikan disusun. Sisa-sisa es dari perjalanan sebelumnya harus dibuang habis.
6)    Perlakuan dalam palka Perlakuan yang utama adalah bahwa setibanya ikan dalam palka, harus cepat-cepat didinginkan dan suhu dipelihara pada 0°C.
3.    Penanganan Hasil Tangkapan Ikan didarat
·         Pada saat dibongkar dari perahu, kapal atau kendaraan, sebelum dilelang atau dijual, sebaiknya ikan dalam wadah masih diselimuti es, agar tidak meningkat suhunya.
·         Ikan tidak boleh dicuci dengan air kotor atau air tercemar lainnya.
·         Di tempat pendaratan, pengumpulan, pelelangan dan pengepakan, selama menunggu perlakuan berikutnya, ikan tidak boleh diletakkan di lantai dan sebaiknya ikan ditaburi es.
·         Setelah selesai penjualan atau pelelangan, ikan harus segera dikelompokkan menurut jenis, ukuran dan mutu kesegarannya.
·         Jika ikan disiangi, maka sepanjang kegiatan penyiangan dan pencucian harus digunakan es hancuran yang cukup agar ikan tidak membusuk karena kenaikan suhu.
·         Jika ikan disimpan dalam waktu yang lama karena menunggu pengiriman, sebaiknya es diganti dengan es yang baru kemudian ditata ulang kembali.
III.2   Saran
Mencari literatur yang lebih banyak lagi  



DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar