LAPORAN PRAKTEK
LAPANG TERPADU 2014
(LAPAN) BALAI PENGINDERAAN JAUH PAREPARE
SISTEM INFORMASI PERIKANAN TANGKAP
IKE WULANDURI
L231
11 008
PRODI PEMANFAATAN
SUMBERDAYA PERIKANAN
JURUSAN
PERIKANAN
FAKULTAS
ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
KATA
PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan karunia serta hidayah-Nya sehingga Saya dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Mata Kuliah Sistem Informasi Perikanan Tangkap.
Laporan ini sebagai hasil praktek lapang terpadu di
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Balai Penginderaan Jauh jl.
Jend. Ahmad Yani Km 6 Kota Parepare, Sulawesi Selatan pada tanggal 25 April
2014, yang dilakukan oleh Program studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan
Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas
Hasanuddin. Laporan praktikum lapangan yang penulis buat ini berjudul“ LAPORAN
PRAKTIK LAPANGAN SISTEM INFORMASI PERIKANAN TANGKAP”. Laporan ini dapat
diselesaikan dengan adanya kerjasama dan bantuan sertabimbingan dari berbagai
pihak.
Dalam laporan ini masih banyak kekurangan, baik dalam
sistematika penyusunan maupun penggunaan kata-kata. Penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun sebagai cerminan dalam penyusunan laporan berikutnya.
Akhirnya kepada Allah jualah kami serahkan semuanya. Semoga laporan ini bias bermanfaat khususnya bagi
Penulis dan umumnya bagi para pembaca. Amin
Makassar, 02 Mei 2014
IKE
WULANDURI
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................... i
Kata Pengantar.............................................................................................. ii
Daftar Isi......................................................................................................... iii
Daftar Tabel................................................................................................... v
Daftar Gambar............................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A...... Latar
Belakang................................................................................. 1
B...... Tjuan
dan Kegunaan Praktek.......................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 3
A.
LAPAN................................................................................................ 3
1.
Sejarah
Instansi................................................................................ 3
2.
Deputi
Penginderaan Jauh.............................................................. 5
3.
Tugas
dan Fungsi............................................................................. 6
B.
Hubungan
Parameter Oseanografi Terhadap DPI............................. 6
C.
Sistem
Informasi Geografis (SIG....................................................... 8
1.
Konsep
Dasar Sistem Informasi Geografis..................................... 8
2.
Komponen-komponen
Sistem Informasi Geografis........................ 10
3.
Keunggulan
Sistem Informasi Geografis......................................... 12
4.
Hubungan
Aplikasi SIG untuk Zonasi Potensial
Penangkapan Ikan........................................................................... 13
BAB III METODE PRAKTEK........................................................................ 14
A.
Waktu
dan Tempat.............................................................................. 14
B.
Alat
dan Bahan................................................................................... 14
C.
Prosedur
Praktek............................................................................... 15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 16
A.
Keadaan
Umum Lokasi Praktek........................................................ 16
B.
Materi
Umum Presentasi LAPAN...................................................... 16
C.
Tugas
dan Fungsi Perekaman dan Pengolahan................................ 18
D.
Aplikasi
SIG Terhadap ZPPI............................................................... 19
E.
Pemanfaatan
Peta Hasil.................................................................... 21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 23
A...... Kesimpulan.................................................................................. 23
B...... Saran........................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR
TABEL
Tabel 1. Alat dan Bahan................................................................................. 14
Tabel 2.Data Oseanografi Modis
Spectral Band......................... 19
Tabel 3. Jenis data satelit di
LAPAN......................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Laut
Indonesia memiliki potensi sumberdaya yang besar terutama potensi perikanan
laut dari segi jumlah ataupun keragaman jenis. Luas laut Indonesia kurang lebih
5,8 juta km2 dengan garis panatai sepanjang 81.000 km. Laut
Indonesia yang luas menyediakan sumberdaya ikan laut dengan potensi lestari
sebesar 6,4 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan
perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI).
Sistem
Informasi Geografis adalah Suatu alat yg berbasis komputer untuk memetakan dan
menganalisa suatu objek atau peristiwa yang terjadi di permukaan bumi.
Teknologi SIG mengitegrasikan operasi database seperti query & analisis
stat dgn visualisasi yg unik dan berbagai keuntungan analisis geografis dalam
bentuk map. Menjelaskan kejadian, prediksi pendapatan & perencanaan
strategis (ESRI)
Kegiatan penangkapan ikan merupakan aktivitas
yang dilakukan untuk mendapatkan sejumlah hasil tangkapan, yaitu berbagai jenis
ikan untuk memenuhi permintaan sebagai sumber makanan dengan menggunakan
berbagai jenis alat tangkap. Penangkapan yang dilakukan dengan hasil
mengira-ngira, rumpon, dan menggunakan cahaya berbeda dengan menggunakan Sistem
Informasi Geografis. Berikut yang akan
penulis bahas di Laporan Praktek Lapang ini.
B. TUJUAN
DAN KEGUNAAN PRAKTEK
Tujuan
dan kegunaan dari praktek terpadu ini yaitu untuk mengetahui bagaimana cara perekaman dan pengolahan data Zona Potensial
Penangkapan Ikan (ZPPI) dalam cakupan Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN) Balai Pengindejaan Jauh kota Parepare .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LAPAN
1. Sejarah
Instansi
::
SEJARAH LAPAN ::
Kronologi
Pembentukan LAPAN.
Ø
Pada
tanggal 31 Mei 1962, dibentuk Panitia Astronautika oleh Menteri Pertama RI, Ir.
Juanda (selaku Ketua Dewan Penerbangan RI) dan R.J. Salatun (selaku Sekretaris
Dewan Penerbangan RI).
Ø
Tanggal
22 September 1962, terbentuknya Proyek Roket Ilmiah dan Militer Awal (PRIMA)
afiliasi AURI dan ITB. Berhasil membuat dan meluncurkan dua roket seri Kartika
berikut telemetrinya.
Ø
Tanggal
27 November 1963, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dibentuk
dengan Keputusan Presiden Nomor 236 Tahun 1963 tentang LAPAN.
Penyempurnaan organisasi LAPAN melalui
:
1.
Keputusan
Presiden (Keppres) Nomor 18 Tahun 1974,
2.
Keppres
Nomor 33 Tahun 1988,
3.
Keppres
Nomor 33 Tahun 1988 jo Keppres Nomor 24 Tahun 1994,
4.
Keppres
Nomor 132 Tahun 1998,
5.
Keppres
Nomor 166 Tahun 2000 sebagaimana diubah beberapa kali yang terakhir dengan
Keppres Nomor 62 Tahun 2001,
6.
Keppres
Nomor 178 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah beberapa kali yang terakhir
dengan Keppres 60 Tahun 2001,
7.
Keppres
Nomor 103 Tahun 2001.
Lingkup
Kegiatan
a.
Pengembangan
teknologi dan pemanfaatan penginderaan jauh.
b.
Pemanfaatan
sains atmosfer, iklim dan antariksa.
c.
Pengembangan
teknologi dirgantara.
d.
Pengembangan
kebijakan kedirgantaraan nasional.
:: SEJARAH BALAI PENGINDERAAN JAUH
LAPAN PAREPARE ::
Tahun 1993 dibangun Stasiun Bumi
Satelit Penginderaan Jauh (SBSPJ) LAPAN, yang diresmikan oleh Presiden Soeharto
pada tanggal 29 September 1993 dan dikepalai oleh Ir. Nur Hidayat. Letak
stasiun ini berada di tepi kota Parepare, sekitar 155 km sebelah utara Kota
Makassar (Provinsi Sulawesi selatan).
Beberapa alasan SBSPJ dibangun di
Parepare, yaitu: Daerah liputan optimal (95 % Wilayah Indonesia), tersedianya
fasilitas pendukung (listrik dan telekomunikasi internasional), dan tersedianya
lokasi yang memenuhi persyaratan teknis.
Tahun 2001, Stasiun Bumi Penginderaan
Jauh (SBSPJ) berubah namanya menjadi Instalasi Penginderaan Jauh Sumber Daya
Alam (IISDA) LAPAN Parepare. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala LAPAN Nomor
Kep/010/II/2001, Instalasi Penginderaan Jauh Sumber Daya Alam (Instalasi
Inderaja SDA LAPAN) mempunyai tugas melaksanakan : Penerimaan, Perekaman, dan
Pengelolaan Data satelit serta distribusi dan pelayanan teknis pemanfaatan data
satelit Indraja untuk wilayah Indonesia Bagian Tengah. IISDA LAPAN Parepare dikepalai oleh Ir. Wawan K. Harsanugraha, M.Si dan Kasubbag
TU perbantuan Drs. Ngadino. Pada Tahun 2007, Ir. Wawan K. Harsanugraha, M.Si
digantikan oleh Ir Dedi Irawadi dan Kasubbag TU perbantuan Drs. Ngadino
digantikan oleh Winanto, A.Md.
Pada periode ini data satelit
penginderaan jauh yang direkam yaitu dari satelit Landsat, SPOT2, SPOT4, dan
Modis (Aqua dan Terra).
Tahun 2011 tepatnya tanggal 20 Juni
2011 IISDA LAPAN PAREPARE berubah namanya menjadi UPT Balai
Penginderaan Jauh Parepare dan dikepalai oleh Ir. Dedi Irawadi. Pejabat
struktural yang berada di bawah Kepala Balai ada 4 Kasi, yaitu: Kasi Akuisisi
(Winanto, A.Md.), Kasi Data (Ahmad Luthfi H., S.T., M.Sc), Kasi Pengguna (Sarip
Hidayat, S.Pi., M.T.), dan Kasubbag TU (Aries Maulana). Data satelit yang
direkam adalah data SPOT4 dan Modis (Aqua dan Terra).
2. Deputi
Penginderaan Jauh
Berdasar Kepres Nomor 17 Tahun 2001
mempunyai tugas; Melaksanakan sebagaian tugas pemerintah di bidang penelitian
dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya. Daerah liputan optimal (95
% Wilayah Indonesia), tersedianya fasilitas pendukung (listrik dan
telekomunikasi internasional), dan tersedianya lokasi yang memenuhi persyaratan
teknis.
Deputi bidang penginderaan jauh
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penginderaan jauh.
3. Tugas
dan Fungsi
Ø
Tugas:
1)
Melaksanakan sebagian tugas pemerintah di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2)
Melaksanakan tugas sekretariat dewan penerbangan dan antariksa nasional republik indonesia (depanri).
Ø
Fungsi
:
1) Penyiapan dan penyusunan program dan
kegiatan balai.
2) Pelaksanaan penerimaan, perekaman, dan
pemeliharaan peralatan teknis stasiun bumi.
3) Pelaksanaan pengolahan data satelit
dan produksi data master serta katalog.
4) Pelayanan pengguna, sosialisasi
pemanfaatan data satelit dan penyiapan bahan pelaksanaan kerja sama teknis di
bidangnya.
5) Pelaksanaan urusan tata usaha dan
rumah tangga balai.
B. HUBUNGAN
PARAMETER OSEANOGRAFI TERHADAP DAERAH PENANGKAPAN
IKAN (DPI)
Suatu
daerah dapat disebut sebagai daerah penangkapan ikan apabila ada interaksi
antara sumberdaya ikan yang menjadi target penangkapan ikan dengan teknologi
penangkapan ikan yang digunakan untuk menangkap
ikan. Keadaan suhu, salinitas, arus, kedalaman, dan klorofil-a mempengaruhi
daerah penangkapan ikan baik secara langsung maupun tidak langsung. (Nomura,
1996).
ü
SUHU
Suhu merupakan salah satu faktor yang
penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme. Secara umum, laju fotosintesa fitoplankton meningkat dengan meningkatnya
suhu perairan, tetapi akan menurun secara drastis setelah mencapai suatu titik
suhu tertentu. Hal ini disebabkan karena setiap spesies fitoplankton selalu
berdaptasi terhadap suatu kisaran suhu tertentu. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak dijumpai
bermacam-macam jenis ikan yang terdapat di berbagai tempat di dunia yang
mempunyai toleransi tertentu terhadap suhu (sudradjat,
1994).
ü
SALINITAS
Salinitas didefinisikan sebagai jumlah
berat garam yang terlarut dalam 1 liter air. Tidak semua organisme laut dapat
hidup di air dengan konsentrasi garam yang berbeda (Reddy, 1993).
Menurut Gunarso (1985) Salinitas
berkaitan erat dengan gejala tekanan osmotik antara sitoplasma dari sel-sel
dalam tubuh ikan dengan keadaan salinitas di sekitarnya. Ikan cenderung untuk
memilih medium dengan kadar salinitas yang lebih sesuai dengan tekanan osmotik
tubuhnya. Maka dari itu
ikan pada suatu daerah penangkapan ikan tidak pasti.
ü
ARUS
Arus air laut
mentransportasikan telur ikan, larva ikan dan ikan-ikan kecil serta sifat-sifat
lingkungan laut secara lokal berubah oleh arus air laut. Arus dan
perubahannya sangat penting dalam operasi penangkapan, perubahan dalam kelimpahan
dan keberadaan ikan (Laevastu, 1993). Ikan bereaksi secara langsung terhadap perubahan lingkungan yang
dipengaruhi oleh arus dengan mengarahkan dirinya secara langsung pada arus.
ü KEDALAMAN
Kedalaman berhubungan erat dengan
stratifikasi suhu vertical, penetrasi cahaya, densitas dan kandungan zat-zat
hara. Nutrien memiliki konsentrasi rendah dan berubah-ubah pada permukaan laut
dan konsentrasinya akan meningkat dengan bertambahnya kedalaman serta akan
mencapai konsentrsi maksimum pada kedalaman antara 500 – 1500 m (Fausan, 2011).
ü
KLOROFIL – a
Sebaran klorofil-a di dalam kolom
perairan sangat tergantung pada konsentrasi nutrien. Konsentrasi nutrien di lapisan permukaan
sangat sedikit dan akan meningkat pada lapisan termoklin dan lapisan di bawahnya.
Klorofil-a merupakan salah satu parameter yang sangat menentukan produktivitas
primer di laut. Sebaran dan tinggi rendahnya konsentrasi klorofil-a sangat
terkait dengan kondisi oseanografis suatu perairan. Kandungan klorofil-a dapat
digunakan sebagai ukuran banyaknya fitoplaknton pada suatu perairan tertentu
dan dapat digunakan sebagai petunjuk produktivitas perairan (Fausan, 2011).
C. SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
1. Konsep
Dasar Sistem Informasi Geografis (SIG)
Istilah Sistem Informasi Geografis
(SIG) merupakan gabungan tiga unsur pokok, yaitu sistem, informasi, dan
geografis. Dapat diketahui bahwa SIG merupakan suatu sistem yang menekankan
pada unsur informasi geografis. Informasi geografis tersebut mengandung
pengertian informasi tentang tempat tempat yang berada di permukaan bumi,
pengetahuan tentang letak suatu objek di permukaan bumi, dan informasi tentang
keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya
telah diketahui.
Tumpang susun beberapa peta merupakan
tugas terpenting SIG untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan tujuan.
Misalnya, untuk memilih jalur jalan dapat dilakukan tumpang susun peta yang
terdiri atas peta jenis tanah, peta topografi, peta laju infiltrasi, dan peta
tata guna lahan. Tumpang susun beberapa peta tersebut merupakan SIG secara
manual (Muklis, 2008).
Di dalam upaya menangani
informasi-informasi spasial atau yang bereferensi geografi, sejak 1970an telah
dikembangkan suatu SIG otomatis. SIG tersebut antara lain digunakan untuk
menangani pengorganisasian data dan informasi, menempatkan informasi pada
lokasi tertentu, melakukan komputerisasi, serta memberikan ilustrasi hubungan
antara satu objek dan objek lainnya. Oleh karena itu, SIG merupakan suatu
teknologi informasi yang dapat digunakan untuk membantu pekerjaan-pekerjaan
yang berhubungan dengan bidang-bidang spasial, khususnya untuk membuat suatu
model data spasial. Hal itu karena SIG mempunyai kemampuan yang sangat baik
dalam menggambarkan data-data spasial dan data-data atributnya.
Melalui penggunaan SIG, modifikasi
warna, bentuk, dan ukuran simbol yang diperlukan untuk menggambarkan suatu
gejala di permukaan bumi dapat dilakukan secara mudah. Sehubungan dengan itu,
SIG dapat digunakan sebagai alat bantu yang sangat menarik dalam meningkatkan
pengertian, pemahaman, pembelajaran, dan pendidikan mengenai ide-ide atau
konsep-konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan. unsur-unsur geografis yang
terdapat di permukaan bumi beserta data-data atribut yang menyertainya.
Dikembangkannya SIG menggunakan
perangkat komputer mengakibatkan keterbatasan SIG manual dapat diatasi.
Kemampuan SIG menggunakan perangkat komputer antara lain sebagai berikut:
1.
Penggabungan
dua berkas data spasial atau lebih, baik daerah yang berbeda dengan atribut
sama maupun daerah dan atribut yang sama sehingga dimungkinkan konversi
proteksi, ukuran pixel, kode, dan simbol.
2.
Pencuplikan
sebagian berkas data spasial, baik dengan cara dibatasi segi empat maupun
menutup bagian yang tidak dikehendaki atau batas tak teratur.
3.
Mampu
melakukan penyuntingan berkas data atribut antara lain meliputi berikut ini:
a.
Pengolahan
berkas basis data
b.
Menayangkan
informasi yang dihasilkan sesuai permintaan pengguna.
c.
Memungkinkan
analisis statistic.
d.
Memungkinkan
penggunaan basis data SIG.
e.
Menyajikan
hubungan antarbasis data.
4. Tidak memerlukan banyak tuang untuk
penyimpanan data dan pengambilan kembali data dapat dilakttkan secara cepat dan
akurat. Ribuan peta topografi dapat disimpan secara digital pada satu komputer.
5. Mampu mengolah sejumlah besar data
secara cepat.
Seiring dengan perkembangan komputer,
perkembangan SIG juga mengalami peningkatan yang sangat pesat. Peningkatan itu
terutama terdorong oleh perkembangan pengindraan jauh, komputer, dan global
positioning system (GPS). Perkembangan SIG sangat menarik bagi berbagai pihak
untuk keperluan yang sangat beragam. Oleh karena itu, penggunaan SIG mengalami
peningkatan yang sangat pesat sejak 1980-an (Prahasta, 2004).
2. Komponen
– Komponen Sistem Informasi Geografis (SIG)
Subsistem
dalam SIG saling berhubungan satu sama lain dan terintegrasi dengan
sistem-sistem komputer. SIG terdiri atas 4 komponen pokok, yaitu:
1) Komponen 1: Perangkat Keras (H/W).
Perangkat keras (hadware) adalah
perangkat-perangkat fisik yang digunakan dalam sistem komputer. Perangkat keras
yang dibutuhkan dalam pengoperasian SIG adalah seperangkat komputer yang
terdiri atas
Ø Komputer
mencakup:
ü komputer
tunggal
ü komputer
sistem jaringan dengan server (LAN & MAN)
ü Komputer
dengan jaringan Global Internet (WAN)
Ø Perangkat
Keras Pendukung Sistem GIS, meliputi:
ü Peralatan
untuk Pemasukan Data (Input)
ü Peralatan
untuk Pemprosesan Data (Process)
ü Peralatan untuk Penyajian Hasil
(Output)
ü Peralatan untuk Penyimpanan (Storage)
2) Komponen
2: Perangkat Lunak (S/W)
Perangkat iunak (software) adalah
program yang digunakan untuk mengoperasikan SIG.Beberapa Persyaratan yang harus
dipenuhi dari Software SIG:
Ø
Merupakan
DataBase Management System (DBMS)
Ø
Memiliki
fasilitas Pemasukan dan Manipulasi Data Geografi
Ø
Memiliki
fasilitas untuk Query, Analisis, dan Visualisasi
Ø
Memiliki
kemampuan Graphical User Interface (GUI) yang dapat menyajikan hasil
(Penayangan dan Printout) informasi berbasis geografi dan memudahkan untuk
akses terhadap seluruh fasilitas yang ada
3) Komponen
3: Data
Data merupakan komponen yang sangat penting
dalam Sistem Informasi Geografis.
1)
Data
Spasial. Data spasial adalah data grafis yang mengidentifikasikan kenampakkan
lokasi geografi berupa titik garis, dan poligon. Data spasial diperoleh dari
peta yang disimpan dalam bentuk digital (numerik).
a)
Titik. Sebuah titik dapat menggambarkan
objek geografi yang berbeda-beda menurut skalanya. Sebuah titik menggambarkan
kota jika pada peta skala kecil, tetapi menggambarkan objek tertentu yang ebih
spesifik dalam wilayah kota, misalnya pasar, jika pada peta skala besar.
b)
Garis. Sebuah garis juga dapat
menggambarkan objek geografi yang berbeda-beda menurut skalanya. Sebuah garis
menggambarkan jalan atau sungai pada peta skala kecil, tetapi menggambarkan
batas wilayah administratif pada peta skala bear.
c)
Area. Seperti halnya titik dan garis, area
juga dapat menggambarkan objek yang berbeda menurut skalanya. Area dapat
menggambarkan wilayah hutan atau sawah pada peta skala besar.
2)
Data
atribut. Data atribut adalah data yang berupa penjeasan dari setiap fenomena
yang terdapat di permukaan bumi. Data atribut berfungsi untuk menggambarkan
gejala topografi karena memiliki aspek deskriptif dan kualitatif. Oleh karena
itu, data atribut sangat penting dalam menjelaskan seluruh objek geografi.
Contohnya, atribut kualitas tanah terdiri atas status kepemilikian lahan, luas
lahan, tingkat kesuburan tanah dan kandungan mineral dalam tanah.
4) Komponen
4: Sumber Daya Manusia
Teknologi SIG menjadi sangat terbatas
kemampuannya jika tidak ada Sumber Daya Manusia (SDM / para pakar) yang
mengelola sistem dan mengembangkan sistem untuk aplikasi yang sesuai. SDM
Pengguna Sistem dan SDM Pembuat Sistem harus saling bekerjasama untuk mengembangkan
teknologi SIG.
5) Komponen
5: Metode (Methods)
Model dan Teknik Pemrosesan yang perlu
dibuat untuk berbagai aplikasi SIG (Anonim, 2010)
3. Keunggulan
Sistem Informasi Geografis (SIG)
Adapun keunggulan yang dimiliki Sistem
Informasi Geografis menurut modul Mukhti Zainuddin (2014) :
1)
Menjelaskan
informasi spasial dengan menggunakan lokasi (Bujur, Lintang) dalam kordinat sistem
sebagai dasar rujukannya.
2)
Menghubungkan berbagai lapisan data pada titik yg sama di
suatu area, kemudian mengkombinasikan, menganalisis dan memetakan hasilnya.
3)
Menyediakan
deskripsi objek geografis.
4)
Melakukan
queries & analisis data spasial.
5)
Menyimpan,
retrieve & update data secara terorganisir & efisien.
6)
Membuat
peta, mengembangkan ide, visualisasi skenario & integrasi informasi
7)
Mengembangkan
solusi efektif
4. Hubungan
Aplikasi SIG untuk Zona Potensi Penangkapan Ikan
SIG merupakan
suatu sistem yang menekankan pada unsur informasi geografis. Informasi
geografis tersebut mengandung pengertian informasi tentang tempat tempat yang
berada di permukaan bumi, pengetahuan tentang letak suatu objek di permukaan
bumi, dan informasi tentang keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di
permukaan bumi yang posisinya telah diketahui (Zainuddin, 2006).
Melalui penggunaan SIG, modifikasi
warna, bentuk, dan ukuran simbol yang diperlukan untuk menggambarkan suatu
gejala Zona Potensi Penangkapan Ikan dilakukan secara mudah. Sehubungan dengan
itu, SIG dapat digunakan sebagai alat bantu yang sangat menarik dalam
meningkatkan pengertian, pemahaman, pembelajaran, dan pendidikan mengenai
ide-ide atau konsep-konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan. unsur-unsur
geografis yang terdapat di permukaan bumi beserta data-data atribut yang
menyertainya (Anonim, 2012).
BAB III
METODE PRAKTEK
A. WAKTU
DAN TEMPAT
Praktek lapang terpadu yang dilaksanakan di Lembaga Ppenerbangan
dan Antariksa Nasional (LAPAN) Balai Penginderaan Jauh Parepare, jl. Jend.
Ahmad Yani Km 6 Kota Parepare. Pada tanggal 25 April 2014, yang dilakukan oleh
Program studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin.
B. ALAT
DAN BAHAN
Adapun Tabel
1. Alat dan Bahan yang digunakan berupa:
ALAT
DAN BAHAN
|
KEGUNAAN
|
Alat
tulis
Kamera
Kuisioner
|
Untuk mencatat segala
kondisi yang berkaitan dengan LAPAN yang di sajikan oleh pemateri.
Untuk memotret kegiatan –
kegiatan yang berlangsung
Menjadi pedoman pembuatan
Laporan Praktek Lapang
|
C. PROSEDUR
PRAKTEK
Sebelum pelaksanaan praktek dan efektifitas kegiatan
dilapangan, maka di bentuk 3 kelompok mahasiswa yang jumlahnya disesuaikan
dengan jumlah peserta mata kuliah.
Prosedur kerja dilapangan adalah sebagai berikut:
a.
Wawancara
(kuisioner)
§
Mahasiswa
dibagi menjadi 3 kelompok. Dari 3 kelompok tersebut, kelompok 1 di bagi lagi
menjadi beberapa bagian.
§
Mahasiswa
kelompok 1 memasuki daerah Pengolahan Data, kelompok 2 memasuki daerah Perekaman,
dan kelompok 3 memasuki gedung aula.
§
Saat
di dalam ruangan, mahasiswa di berikan materi yang membahas segala sesuatu yang
berhubungan dengan LAPAN. Setelah di berikan materi, mahasisswa di perbolehkan
bertanya.
§
Setelah
1 ruangan selesai, kelompok 1, 2, dan 3 berpindah ruangan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. KEADAAN
UMUM LOKASI PRAKTEK
Praktek lapang terpadu yang dilaksanakan di Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Balai Penginderaan Jauh Parepare,
jl. Jend. Ahmad Yani Km 6 Kota dengan kondisi tata letak diatas
kondisi tanah berbukit. Provinsi
Sulawesi selatan.
Gambar 3. Tata Letak Gedung LAPAN
B. MATERI
UMUM PERSENTASI LAP
Moderate Resolution Imaging
Spectroradiometer (Modis)
» salah satu sensor yang dimiliki EOS (Earth Observing System) dan dibawa oleh
dua wahana yaitu Terra (18 Desember 1999) dan Aqua (4 Mei 2002).
Kelebihan
sensor Modis :
•
Kalibrasi
radiometrik, spasial dan spektral dilakukan waktu mengorbit,
•
Peningkatan
akurasi/presisi radiometrik,
•
Peningkatan
akurasi posisi geografis dan
•
Terdiri
dari 36 band, à
dapat digunakan untuk mengukur parameter dari permukaan laut, daratan
hingga ke atmosfer seperti mengukur suhu
•
permukaan
air laut, konsentrasi klorofil-a,
tingkat kehijauan, kandungan uap air dan lain-lain.
•
Deteksi
Suhu Permukaan Laut (SPL) Kandungan chlorofil-a pada phytoplankton menggunakan kanal
inframerah jauh (thermal) dari
NOAA/AVHRR, AQUA dan TERRA
LIGHT IN
WATER
Analisis karakteristik kualitas perairan dengan Remote Sensing (RS) adalah dengan mengukur subsurface volumetric radiance (radians
dari kolom air) yang sampai ke sensor RS.
§
Karakteristik
dari radians ini adalah fungsi dari konsentrasi pure water (w), inorganic suspended minerals (SM), organic chlorophyll a
(Chl), dissolved organic material (DOM) (Jensen, 2008) Lv
= f [wc(l), SMc(l),
Chlc(l), DOMc(l) ].
§
Masing-masing
komponen tersebut memberikan respon
yang berbeda terhadap spektrum REM.
§
Variasi
warna perairan akan ditentukan oleh partikel dan substansi yang terlarut dalam
air yang akan mempengaruhi absorbsi dan scattering cahaya yang melewati
permukaan sampai kolom air (V. Brando et al., 2006).
C. Tugas
dan Fungsi Perekaman dan Pengolahan
Adapun tugas dan fungsi perekaman dan pengolahan yang
terdapat di Balai Penginderaan Jauh LAPAN Parepare, yaitu:
ü
Ruang
Perekaman. Ruang perekaman bertugas untuk melakukan perekaman data penginderaan
jauh dari satelit dengan jadwal-jadwal yang sebelumnya telah ditentukan yang
berjalan sesuai kontrak.
Gambar 5. Layar Gedung Perekaman
ü
Ruang
Pengolahan. Ruang pengolahan bertugas mengolah data yang telah di rekam di
bagian perekaman satelit yang kemudian diolah menjadi informasi baik dalam
bidang tata letak, lahan, dan dalam bidang perikanan tangkap dalam hal ini
seperti ZPPI.
Gambar 6. Bagian pembuatan peta gedung
pengolahan
D. APLIKASI
SIG TERHADAP ZPPI
Data
yang diperoleh dari LAPAN Parepare jenis data sensor modis oleh satelit aqua /
terra resolusi 1 km, resolusi temporal hariah, dengan periode time series 2002
sampai sekarang yang berkenaan dengan data oseanografi yang dihasilkan atau
dapat diperoleh di LAPAN Parepare, yaitu sebagai berikut :
BAND #
|
RANGE nm
Reflected
|
RANGE um
Emitted
|
KEY USE
|
8
|
405–420
|
Chlorophyll
|
|
9
|
438–448
|
Chlorophyll
|
|
10
|
483–493
|
Chlorophyll
|
|
11
|
526–536
|
Chlorophyll
|
|
20
|
3.660–3.840
|
Sea
Surface Temperature
|
Tabel
2.Data Oseanografi Modis Spectral Band
Adapun
jenis data satelit yang di peroleh di LAPAN Parepare antara Lain :
No
|
sensor
|
satelit
|
Resolusi Spasial
|
Resolusi Temporal
|
Periode Time Series
|
1
|
Landsat 7
|
Landsat 7
|
15 dan 30 m
|
16 hari
|
April 2000-Jul 2009
|
2
|
NPP
|
NPP
|
375 m
|
16 hari
|
Maret 2012-sekarang
|
3
|
SPOT 5
|
SPOT 5
|
2,5 m
|
26 hari
|
|
4
|
SPOT 6
|
SPOT 6
|
1,5 m
|
26 hari
|
|
5
|
Landsat 8
|
Landsat 8
|
15 m
|
16 hari
|
Tabel 3. Jenis
data satelit di LAPAN
Skema Pembuatan Peta
Gambar 7. Skema pembuatan peta
Keterangan:
a. Data Input. Subsistem
ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan, dan menyimpan data spasial dan atributnya
dari berbagai sumber. Sub-sistem ini pula yang bertanggung jawab dalam
mengonversikan atau mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam
format yang dapat digunakan oeh perangkat SIG yang bersangkutan.
b. Data Output Sub-sistem
ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan keluaran (termasuk mengekspornya
ke format yang dikehendaki) seluruh atau sebagian basis data (spasial) baik
dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti halnya tabel, grafik, report,
peta, dan lain sebagainya.
c. Data Management
Sub-sistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun tabel-tabel atribut
terkait ke dalam sebuah sistem basis data sedemikian rupa hingga mudah
dipanggil kembali atau di-retrieve, diupdate, dan diedit.
d. Data
Manipulation & Analysis Sub-sistem ini menentukan informasi-informasi yang
dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu sub-sistem ini juga melakukan manipulasi
(evaluasi dan penggunaan fungsifungsi dan operator matematis & logika) dan
pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
E. PEMANFAATAN
PETA HASIL
LAPAN Parepare telah berkerja sama dengan pemerintah
dimana setiap kali ditemukan daerah ZPPI, maka anggota yang berhubungan dengan
Peta atau orang yang mengelolah akan memberitahukan nelayan dimana letak ZPPI
sehingga hasil tangkapan nelayan meningkat dengan cara Send Messengger Servis (SMS).
Sedangkan untuk bidang akademisi, hasil peta akan dimasukkan kedalam tulisan
baik itu dalam penulisan Jurnal maupun Penelitian.
PETA ZONA POTENSI
PENANGKAPAN IKAN (ZPPI)
Gambar 8. Peta Zona Potensi
Penangkapan Ikan
Peta sebaran klorofil-a ini dapat digunakan nelayan untuk
mendeteksi daerah potensial penangkapan karena klorofil-a merupakan makanan
ikan, maka pasti di daerah yang kaya akan klorofil-a, di daerah tersebut juga
banyak ikan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil di antaranya; Perekaman
yang dilakukan mengikuti jadwal lewatnya satelit tepat di atas LAPAN. Dengan demikian,
data yang telah di rekam akan di olah secara manual menggunakan aplikasi arcGIS
ataupun Envi. Data Input
bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan, dan menyimpan data spasial dan
atributnya dari berbagai sumber. ini pula yang bertanggung jawab dalam
mengonversikan atau mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam
format yang dapat digunakan oeh perangkat SIG yang bersangkutan.
Data Output bertugas
untuk menampilkan atau menghasilkan keluaran (termasuk mengekspornya ke format
yang dikehendaki) seluruh atau sebagian basis data (spasial) baik dalam bentuk
softcopy maupun hardcopy seperti halnya tabel, grafik, report, peta, dan lain
sebagainya. Data Management akan mengorganisasikan baik data spasial maupun
tabel-tabel atribut terkait ke dalam sebuah sistem basis data sedemikian rupa
hingga mudah dipanggil kembali atau di-retrieve, diupdate, dan diedit.
Data Manipulation & Analysis menentukan
informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu sub-sistem ini
juga melakukan manipulasi (evaluasi dan penggunaan fungsifungsi dan operator
matematis & logika) dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang
diharapkan. Setelah hasil
perekaman diolah menjadi Peta ZPPI, anggota LAPAN yang bertanggung jawab akan
mengirimkan data ZPPI ke nelayan via SMS.
B. SARAN
Adapun saran yang ingin saya sampaikan:
agar peserta praktek lebih memaham sebaiknya, praktek langsung dalam artian
peserta juga ikut serta diajarkan mengolah hasil perekaman satelit untuk ZPPI
sehingga bukan hanya teori yang dipahami peserta.
DAFTAR PUSTAKA
Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis :
Konsep-konsep Dasar (Perspektif Geodesi & Geomatika). Penerbit Informatika.
Bandung.
Zainuddin, Mukhti. 2014. Dasar – dasar Sistem
Informasi Geografis. Lab. Sistem Informasi Perikanan Tangkap. Makassar
http://dc429.4shared.com/doc/6v_StU2v/preview.html
(diakses pada tanggal 24 april 2014 pukul 01. 33)
http://niskarto.blogspot.com/2010/07/daerah-penangkapan-ikan-fishing-ground.html (diakses pada tanggal 24 April 2014 pukul 19.46)
http://satwaspontianak.psdkp.kkp.go.id/index.php/artikel/detil/39 (diases pada tanggal 24 April 2014 pukul 19.28)
http://www.brok.kkp.go.id/perpustakaan-online/detail/221(diases pada tanggal 5 Mei 2014 pukul 08.25)
www.lapan.go.id
(diakses pada tanggal 20 april 2014 pukul 01. 24)
boleh minta filenya?
BalasHapusMaaf, filenya sudah terhapus
BalasHapus