Senin, 26 Januari 2015

Eksplorasi ikan Cakalang



CAKALANG


     I.     WHAT??
       Nama Indonesia                          : Cakalang
       Nama Ilmiah                               : Katsuwonus Pelamis
       Nama Perdagangan                     : Skipjack
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
          Filum: Chordata
                     Kelas: Actinopterygii
                                 Ordo: Perciformes
                                           Famili:Scombridae
                                                    Genus: Katsuwonus
                                                              Spesies: K. pelamis

Bentuk tubuh cakalang memanjang seperti torpedo dan padat dengan penampang melintang yang membulat. Bagian bawah gurat sisi memiliki  4-6 garis-garis hitam tebal yang membujur seperti pita. Bagian bawah punggung dan perut berwarna keperak-perakan. Punggung berwarna biru keungu-unguan. Tubuh tidak bersisik kecuali pada bagian gurat sisi dan sirip punggung pertama. Cakalang mempunyai 7-9 sirip dubur tambahan dan terdapat tiga tonjolan pada batang ekor (puslitbangkan, 1993 dalam Simbolon, 2003). Ukuran panjang  cakalang umumnya bervariasi menurut wilayah perairan. (Colleteand and Nauen, 1983 dalam Simbolon 2003) melaporkan bahwa ukuran fork lenght maksimum ikan umum tertangkap 40-80 cm dengan berat 8-10 kg.
Kebiasaan makan ikan  cakalang adalah aktif pada pagi hari dan kurang aktif pada siang hari, selanjutnya mulai aktif lagi pada sore hari, dan tidak makan sekali pada malam hari. Pada saat  mencari makan, ikan cakalang biasanya membentuk schoolling  bergerak dengan cepat sambil meloncat-loncat di permukaan perairan. Puncak kegiatan makan pagi ikan cakalang terjadi sekitar jam 08.00 hingga 12.00 dan berkurang antara jam 13.00-16.00, kemudian memuncak lagi hingga matahari terbenam.
Individu cakalang dalam suatu Schooling mempunyai ukuran (size) yang relatif sama. Ikan-ikan yang berukuran lebih besar biasanya berada lapisan yang lebih dalam dengan schooling yang lebih kecil. Ikan-ikan yang lebih kecil biasanya berada dekat permukaan perairan dengan schooling yang lebih besar. Tingkah laku tersebut umumnya dimanfaatkan oleh para nelayan untuk memudahkan penangkapan.

II.       WHERE?? (Daerah Penangkapan)
Ikan  cakalang melakukan migrasi karena adanya perubahan beberapa faktor lingkungan seperti suhu, salinitas dan arus, usaha mencari daerah perairan yang mengandung bahan makan yang cukup, usaha mencari daerah Pemijahan (Nikolsky, 1963 dalam Simbolo, 2003). Hal ini sesuai dengan pendapatan Laevastu and Hayes, (1981) dalam Simbolon, (2003) yang menyatakan bahwa pola kehidupan ikan termasuk cakalang tidak bisa dipisahkan dari faktor-faktor oseanografi seperti suhu, salinitas, arus permukaan. Oksigen terlarut mempunyai pengaruh yang besar terhadap periode migrasi msiman serta terdapatnya ikan disuatu lokasi perairan.
Beberapa spesies ikan cakalang cenderung pada perairan dengan kisaran suhu tertentu karena spesies ikan ini sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Suhu optimum yang disukai ikan cakalang untuk perairan Indonesia adalah 28 - 29° C. Dalam menentukan daerah penangkapan ikan, faktor-faktor oseanografi lain pun seperti salinitas, kandungan zat hara dan kelimpahan fitoplankton harus dipelajari.
Daerah Penangkapan ikan pada musim barat ada pada payaos-payaos bagian utara dan barat, sementara daerahdaerah penangkapan ikan pada musim timur berada pada payaos-payaos bagian timur
Gambar.2 Penyebaran Ikan Cakalang
Seperti yang terlihat dari gambar, ikan Cakalang tersebar hampir di seluruh perairan Indonesia diantaranya; Samudera Hindia, Laut Timor, selat Makassar, teluk Bone., Teluk Tolo, Samudera Pasifik, Laut Arafuru dan lain sebagainya. Ikan ini umum tidak ditemukan di utara Laut Tengah. Hidup bergerombol dalam kawanan berjumlah besar (hingga 50 ribu ekor ikan). Makanan mereka berupa ikan, krustasea, cephalopoda, dan moluska. Cakalang merupakan mangsa penting bagi ikan-ikan besar di zona pelagik, termasuk hiu.
III.     WHEN?? (Musim Penangkapan)
Daerah penyebaran ikan cakalang membentang disekitar 40º LU - 30º LS. Sebagian dari perairan Indonesia merupakan lintasan ikan cakalang yang bergerak menuju kepulauan Philipina dan Jepang. Itulah sebabnya ikan cakalang dijumpai hampir sepanjang tahun di perairan kita, kelompok padat disekitar Kalimantan, Sulawesi, Halmahera, Kepulauan Maluku dan sekitar perairan Irian Jaya. Musim puncak pada bulan April – Juni dan Musim Peralihan 1 pada Oktober – Desember

IV.     HOW?? (Alat Tangkap)
Studi yang dilakukan Bustaman S dan Hurasan (1997) menunjukkan bahwa ada tujuh jenis alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan tuna/cakalang. Diantara ketujuh jenis alat tangkap tersebut, Pole and line, Long line dan Trawl line merupakan tiga jenis alat tangkap yang paling produktif untuk menangkap ikan tersebut (Winarso, 2004).
Untuk Cakalang, alat yang berperan besar dalam penangkapan adalah Pole and line, tonda dan pancing ulur (Ditjen Perikanan, 1989). Purse Seine dan Rawai juga merupakan alat tangkap yang sering digunakan nelayan Sulawesi untuk menangkap ikan Cakalang.

  V.     WHO?? (Nelayan)
Nelayan yang sering melakukan penangkapan adalah nelayan yang hampir dari seluruh penjuru Indonesia diantaranya : Nelayan Sulawesi Selatan, Nelayan NTB, Nelayan NTT, Nelayan Jawa Timur, Nelayan Jawa Tengah, Nelayan Kalimantan, Dll.

REFERENSI :