LAPORAN
PRAKTIKUM
PULAU
BALANG LOMPO
TEKNOLOGI
ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN
(309L233)
Oleh:
IKE
WULANDURI
L23111008
PROGRAM
STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
JURUSAN
PERIKANAN
FAKULTAS
ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
KATA
PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Mata Kuliah Teknologi Alat Bantu Penangkapan Ikan.
Laporan ini sebagai hasil praktek lapang terpadu di desa Mattiro Sompe, kab.Pangkep,
Sulawesi Selatan pada tanggal 25 – 27 oktober 2013, yang
dilakukan oleh Program studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin. Laporan praktikum lapangan yang penulis buat ini berjudul “TEKNOLOGI ALAT BANTU PENANGKAPAN” .Laporan ini dapat diselesaikan dengan adanya kerjasama dan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak.
Dalam laporan ini masih banyak kekurangan,
baik dalam sistematika penyusunan maupun penggunaan
kata-kata.Penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun sebagai cerminan dalam penyusunan laporan berikutnya. Akhirnya
kepada Allah jualah kami serahkan semuanya. Semoga laporan ini bisabermanfaat khususnya bagi kelompok kami,
umumnya bagi para pembaca. Amin
Makassar, 28 Oktober 2013
PENULIS
DAFTAR
ISI
Sampul
........................................................................................................... i
Kata
Pengantar.......................................................................................... .... ii
Daftar
Isi................................................................................................... .... iii
DESKRIPSI
MATA KULIAH................................................................ .... 1
BAB
I PENGANTAR TEORI................................................................ .... 2-3
1. Klasifikasi Alat Bantu Penangkapan Ikan .................................... .... 2-3
2. Teknis Pelaksanaan Praktek .......................................................... .... 3
BAB
II METODOLOGI PRAKTEK...................................................... .... 4-5
II.1 Waktu dan Tempat...................................................................... .... 4
II.2 Alat.............................................................................................. .... 4-5
II.3 Metode Pengambilan Data.......................................................... .... 5
BAB
III PEMBAHASAN....................................................................... .... 6-9
III.1
Deskripsikan alat penangkapan yang digunakan ...................... .... 6-7
III.2 Deskripsi Kapal......................................................................... .... 7
III.3 Deskripsi Alat Bantu................................................................. .... 8
III.4 Metode Pengoperasian ............................................................. .... 8-9
BAB
IV PENUTUP................................................................................. .... 10-11
IV.1 Kesimpulan............................................................................... .... 10-11
IV.2
Saran.......................................................................................... .... 11
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................... .... 12
Lampiran
DESKRIPSI MATA KULIAH
Nama
Matakuliah : Teknologi Alat bantu Penangkapan Ikan
Kode
Mata kuliah : 305L233
Semester
Ganjil / 3 SKS
Dosen
Pengampu : 1. Muhammad Kurnia, S.Pi, M.Sc, Ph.D
1.
Prof. Dr. Ir. H. Sudirman, M.Pi
2.
Dr. Ir. Alfa Nelwan, M.Si
3.
Dr. Sarifuddin, S.Pi, MP
Deskripsi Matakuliah : Membahas
mengenai pengertian tentang teknologi alat bantu penangkapan, jenis-jenis alat
bantu penangkapan ikan, dan pemanfaatannya dalam operasi penangkapan ikan.
Sasaran Pembelajaran : Diharapkan
setelah mengikuti praktek lapang mahasiswa :
1.
Mampu menjelaskan pengertian,
klasifikasi, jenis-jenis alat bantu penangkapan ikan serta pemanfaatan setiap
jenis alat bantu penangkapan pada berbagai alat penangkapan ikan.
2.
Mampu mengidentifikasi berbagai alat
bantu penangkapan yang digunakan di atas kapal dan pada alat tangkap dilokasi
praktek.
3.
Mengetahui teknik penangkapan ikan
dengan berbagai jenis alat bantu penangkapan ikan yang digunakan di kapal dan
pada alat tangkap.
Strategi Pembelajaran : Kegiatan
praktek lapang dilakukan dengan mengikuti operasi penangkapan ikan bersama
nelayan dan melakukan wawancara dengan nelayan pemilik ABK kapal yang diikuti.
BAB I
PENGANTAR TEORI
Indonesia
merupakan negara kepulauan yang luas terbentang dari Sabang hingga ke Merauke
dengan jumlah pulau lebih dari 1.700 buah dengan potensi sumberdaya perikanan
laut diperkirakan sebesar 6,7 juta ton/tahun dan baru dimanfaatkan sekitar 48%
(Dahuri, 1996). Di sepanjang pantai pulau-pulau tersebut, hidup para nelayan
yang mencari nafkah dengan menggunakan berbagai ragam alat tangkap dan alat
bantu penangkapan ikan.
Untuk
memanfaatkan potensi sumberdaya secara maksimal, diperlukan bukan hanya ilmu
pengetahuan dan teknologi penangkapan ikan tapi lebih dari itumengoptimalkan
pemanfaatan teknologi alat bantu dalam menunjang kegiatan operasi penangkapan
ikan.
Teknologi
alat bantu penangkapan ikan adalah semua teknologi dan instrumen yang digunakan
dalam penangkapan ikan, baik untuk mengumpulkan ikan, mencari keberadaan ikan,
menentukan daerah penangkapan, maupun untuk mempermudah pengoperasian alat
tangkap
Provinsi
Sulawesi Selatan, khususnya daerah pesisir pantai Barat dapat ditemukan
berbagai jenis alat tangkap yang digunakan nelayan maupun industri perikanan.
Dimana bentuk, teknik dan alat bantu penangkapan yang digunakan berbeda
berdasarkan alat tangkap dan jenis ikan yang menjadi target penangkapan.
1.
Klasifikasi Alat Bantu Penangkapan Ikan
Pada
usaha penangkapan ikan, selain faktor teknologi alat (Fishing Gear
Technology), metoda penangkapan (Fishing Method), kelimpahan ikan (Abundance)
dan area distribusi (Fishing Area), ketrampilan nelayan (Crews),
hal yang tidak kalah pentingnya adalah alat bantu penangkapan (Auxillary
Fishing Gear). Beberapa jenis alat tangkap dapat meningkat produktivitasnya
setelah menggunakan alat bantu penangkapan. Berdasarkan sifat dan fungsinya
alat bantu penangkapan digolongkan ke dalam 3 kelompok yaitu :
1)
Alat bantu yang sifatnya mengumpulkan ikan (Aggregating
Fish Device) pada suatu tempat sehingga mudah ditangkap. Contoh; rumpon,
lampu (permukaan atau bawah air). Alat bantu jenis ini umumnya pasif atau
dipasang menetap pada suatu tempat. Aplikasinya dapat dilihat pada purse seine,
yang memakai rumpon pada siang hari atau lampu pada malam hari .
2)
Alat bantu yang sifatnya secara langsung mencari
keberadaan ikan atau menentukan jenis sumberdaya ikan yang ada di dalam
perairan. Contoh; Fish Finder atau Echosounder. Teknologi ini berkembang dengan
cepat dan digunakan pada alat tangkap ikan dasar atau ikan tengah perairan.
Jaring tarik (trawl) adalah salah satu jenis yang memakai teknologi ini.
3)
Alat bantu yang sifatnya secara tidak langsung
dapat membantu menentukan daerah penangkapan ikan. Contohnya, Teknologi Marine
Remote Sensing. Teknologi ini dapat membantu nelayan untuk menentukan daerah
penangkapan
2.
Teknis Pelaksanaan Praktek
Sebelum
pelaksanaan kegiatan di lapangan, dibentuk kelompok kerja mahasiswa dengan
jumlah anggota disesuaikan dengan jumlah peserta matakuliah; yang terdiri dari
5 – 10 orang.
Prosedur
kerja dilapangan adalah sebagai berikut :
1.
Asisten membentuk kelompok praktikan yang
disesuaikan dengan jumlah/jenis alat tangkap yang ada dilokasi praktek.
2.
Setiap praktikan mempersiapkan semua
perlengkapan yang dibutuhkan dalam operasi penangkapan termasuk alat tulis
menulis.
3.
Setiap praktikan mencari data dan mengidentifikasi
alat bantu penangkapan yang digunakan baik yang ada pada alat tangkap sebagai
pelengkap maupun yang digunakan di atas kapal perikanan yang ada di lapangan.
BAB II
METODOLOGI PRAKTEK
II.1 Waktu dan Tempat
Praktek
lapang terpadu yang dilaksanakan di pulau Balang Lompo desa/ kelurahan Mattiro
Sompe Kecamatan Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep dengan fishing base 04o56’34.3”
S, 119o23’3.94” B pada tanggal 25 Oktober 2013, yang
dilakukan oleh Program studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Ilmu
Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin.
II.2 Alat
Adapun alat
yang digunakan berupa:
ALAT DAN BAHAN
|
KEGUNAAN
|
GPS
Serok
Jarring
1m x 1m
Basket
Lampu
Roller
|
digunakan sebagai alat untuk mengetahui
posisi fishing base dan fishing Ground.
digunakan sebagai alat bantu
penangkapan yangmengankat ikan yang berada di jarring bagan kemudian di
naikkan ke kapal untuk di sortir.
untuk menyaring air yang
tempat untuk menyortir ikan.
Digunakan sebagai tempat
penyimpanan ikan setelah disortir
Digunakan sebagai alat bantu
penangkapan
Tempat mengikatkan tali
|
II.3 Metode Pengambilan Data
Sebelum
pelaksanaan praktek dan efektifitas kegiatan dilapangan, maka di bentuk 3
kelompok mahasiswa yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah peserta mata
kuliah. Prosedur kerja dilapangan adalah
sebagai berikut:
a. Eksplorasi
( pengambilan data langsung lapangan)
§ Mahasiswa
di bentuk kelompok sesuai jumlah alat yang akan digunakan.
§ Selama
mengikuti operasi penangkapan mahasiswa mencatat :
1. Fishing
base
2. Posisi
fishing ground ditentukan berdasarkan hauling
3. Alat
bantu yang digunakan
4. Cara
kerja alat penangkapan
b. Wawancara
(kuisioner)
§
Mahasiswa dibagi menjadi 3 kelompok alat ( Bagan
perahu, bubu, dan pancing)
§
Setiap mahasiswa melakukan wawancara pada
nelayan
BAB III
PEMBAHASAN
Hasil /Lembaran
Kerja I
Jenis Alat Tangkap :
Bagan Perahu
Desa/Kelurahan :
Mattiro Sompe
Kec./Kab. :
Liukang Tupabbiring / Pangkep
III.1 Deskripsikan alat penangkapan yang
digunakan
Bagan perahu mempunyai konstruksi yang
dapat dipindah-pindah (dioperasikan pada berbagai tempat) dengan ditarik
menggunakan perahu. Bagan perahu dibuat dari
rangkaian atau susunan bambu
berbentuk segi empat, pada bagian tengah dari bangunan bagan dipasang
jaring yang ukurannya 1 meter lebih kecil dari bangunan bagan.
Pada dasarnya alat ini terdiri dari
bambu, jaring yang berbentuk persegi empat yang diikatkan pada bingkai yang
terbuat dari bambu, pada ke-empat sisinya terdapat bambu-bambu yang melintang
dan menyilang dengan maksud untuk memperkuat berdirinya bagan, diatas bangunan
bagan di bagian tengah terdapat bangunan rumah yang berfungsi sebagai tempat
istirahat, pelindung lampu dari hujan dan tempat untuk melihat ikan.
Prinsip penangkapan alat tangkap Bagan
Perahu yaitu mengumpulkan ikan pada suatu tempat dan waktu tertentu dengan
menggunakan alat bantu yaitu cahaya. Bagan Perahu memiliki ukuran yang besar
dan konstruksinya tampak lebih kokoh serta jumlah lampu yang digunakan lebih
banyak (sekitar 30 unit lampu). Satu unit bagan perahu terdiri atas beberapa
komponen utama yang saling terkait satu sama lain. Komponen tersebut adalah :
perahu, rangka, waring, bingkai jaring, roller, generator set (genset), lampu
mercuri, dan rumah bagan.
III.2 Deskripsi Kapal
Gambar
2. Kapal yang digunakan di lokasi Praktek Lapang
Ukuran
kapal bagan perahu yaitu; panjang (LOA): 20 m; Lebar: 17 m; dalam 17 m; dalam
jarring saat diturunkan : 50 m; isi kotor: 15 GT; kapasitas palkah: 20 basket,
1 basket = 20 kg; mesin induk: Tjandong, kekuatan 2 HP/rpm, jenis bahan bakar
solar, pemakaian (ltr/trip) 10 liter; Mesin bantu: Tjandong, kekuatan 2 HP/rpm,
jenis bahan bakar solar, pemakaian (ltr/trip) 10 liter; Bahan kapal: kayu ulin
dengan jumlah ABK (Anak Buah Kapal): 6 orang yang dimana semuanya memiliki
hubungan keluarga.
Konstruksi
alat tangkap ini terdiri dari jaring, bambu, pipa besi, tali temali, lampu dan
kapal bermesin. Bagian jaring dari bagan ini terbuat dari bahan waring yang
dibentuk menjadi kantung. Bagian kantung terdiri dari lembaran-lembaran waring
yang dirangkaikan atau dijahit sedemikian rupa sehingga dapat membentuk kantung
berbentuk bujur sangkar yang dikarenakan adanya kerangka yang dibentuk oleh
bambu.
Bambu
anjungan sebagai tiang penggantung bagi penurunan dan penarikan waring. Lampu
petromaks berjumlah 26 buah dengan 250 dan 400 watt. Bambu penggulung
berdiameter 12 cm dengan panjang 10 m. Tali/tambang berdiameter 08-1 cm dan
panjang keseluruhan 204 m yang dihubungkan di setiap ujung persegi bujur
sangkar.
III.3
Deskripsi Alat Bantu
Gambar
3. sebagai Alat Bantu Penangkapan Ikan.
1. Menggunakan
lampu sebanyak 26 buah lampu yang terdiri dari 20 buah dengan tenaga 400 watt,
dan 6 buah dengan tenaga 250 watt.
2. Roller
terdiri dari 7 buah yaitu 2 buah roller utama dan 5 buah roller pembantu.
3. Serok
adalah alat bantu yang digunakan dalam penangkapan ikan yang berfungsi untuk
memudahkan dalam pengambilan ikan dari jaring.
4. Basket
berfungsi sebagai wadah hasil tangkapan setelah disortir.
III.4 Metode Pengoperasian
Persiapan menuju fishing ground, biasanya terlebih
dahulu dilakukan pemeriksaan dan persiapan terhadap segala sesuatu yang
dibutuhkan dalam pengoperasian bagan perahu. Pemeriksaan dan perbaikan terutama
dilakukan terhadap lampu dan mesin kapal. Persiapan lain yang dianggap penting
adalah kebutuhan perbekalan operasi penangkapan seperti air tawar, solar,
minyak tanah, garam dan bahan makanan. Para ABK mulai mengecek jarring, lampu,
dan juragan (kapten kapal) mengamati perairan yang berada di bagian bawah
kapal.
Pukul 18.08, kapal tiba di fishing ground antara 5 -10
menit. Secara tradisional nelayan dapat mengetahui adanya gerombolan ikan
dengan adanya tanda-tanda alam sebagai berikut : Adanya buih/busa diatas
permukaan air laut; Adanya perubahan warna permukaan air laut; Adanya riak
kecil diatas permukaan air laut akibat aktivitas gerak ikan. Adanya tanda-tanda
tersebut diatas, maka dengan mudah para nelayan bisa mengetahui letak
gerombolan ikan yang ada diperairan.
Sebelum diturunkan, lampu yang mengelilingi bagan
perahu di bagian luar di nyalakan. Jaring diturunkan dari buritan kiri dibawa
ke haluan dan ke samping, di tarik ke samping kanan. Pada bagian kiri, jarring
mulai diikat pada roll panjang dan besar. Jarring diikat mengelilingi bagan
dengan model bingkai dan tali diikatkan ke roll kecil yang berada disisi kanan
kiri dan depan belakang bagan.
Secara tradisional nelayan dapat
mengetahui adanya gerombolan ikan dengan adanya tanda-tanda alam sebagai
berikut : Adanya buih/busa diatas permukaan air laut; Adanya perubahan warna
permukaan air laut; Adanya riak kecil diatas permukaan air laut akibat
aktivitas gerak ikan. Adanya tanda-tanda tersebut diatas, maka dengan mudah para
nelayan bisa mengetahui letak gerombolan ikan yang ada diperairan.
Pada pukul 19.12 lampu kuning disisi kanan dan kiri
kapal dinyalakan. Beberapa menit kemudian, pukul 20.02 lampu belakang
dimatikan, lampu 1 dari belakang mati, 2 dari belakang mati, lampu 1 dari depan
mati. Kiri dan kanan mati. 2 dari depan kiri dan kanan mati, 1 dibagian depan tetap menyala. Beberapa menit
kemudian, lampu depan dimatikan. Ikan difokuskan dengan lampu bagian.
Jarring di angkat dan tarik dari sisi kiri ke sisi
kanan. Dengan bantuan serok, ikan yang di jarring waring dinaikkan keatas
tempat yang terbuat dari jarring dan di buat box dengan ukuran 1m x 1m yang
berfungsi sebagai tempat nelayan menyaring ikan, sehingga airnya turun. Saat
ikan sudah diangkat semua dari jarring waring, nelayan mulai menyortir ikan
dari beda jenis sampai ukuran ikan masing-masing jenis.
BAB
IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Setelah
melakukan praktek lapang ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. Prinsip
penangkapan alat tangkap Bagan Perahu yaitu mengumpulkan ikan pada suatu tempat
dan waktu tertentu dengan menggunakan alat bantu yaitu cahaya. Bagan Perahu
memiliki ukuran yang besar dan konstruksinya tampak lebih kokoh serta jumlah
lampu yang digunakan lebih banyak (sekitar 30 unit lampu). Satu unit bagan
perahu terdiri atas beberapa komponen utama yang saling terkait satu sama lain.
Komponen tersebut adalah : perahu, rangka, waring, bingkai jaring, roller,
generator set (genset), lampu mercuri, dan rumah bagan.
2. Ukuran
kapal bagan perahu yaitu; panjang (LOA): 20 m; Lebar: 17 m; dalam 17 m; dalam
jarring saat diturunkan : 50 m; isi kotor: 15 GT; kapasitas palkah: 20 basket,
1 basket = 20 kg; mesin induk: Tjandong, kekuatan 2 HP/rpm, jenis bahan bakar
solar, pemakaian (ltr/trip) 10 liter; Mesin bantu: Tjandong, kekuatan 2 HP/rpm,
jenis bahan bakar solar, pemakaian (ltr/trip) 10 liter; Bahan kapal: kayu ulin
dengan jumlah ABK (Anak Buah Kapal): 6 orang yang dimana semuanya memiliki
hubungan keluarga.
3.
Persiapan menuju
fishing ground, biasanya terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan dan persiapan
terhadap segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pengoperasian bagan perahu.
Pemeriksaan dan perbaikan terutama dilakukan terhadap lampu dan mesin kapal.
Persiapan lain yang dianggap penting adalah kebutuhan perbekalan operasi
penangkapan seperti air tawar, solar, minyak tanah, garam dan bahan makanan.
Para ABK mulai mengecek jarring, lampu, dan juragan (kapten kapal) mengamati
perairan yang berada di bagian bawah kapal.
IV.2 Saran
-
Untuk
Praktek Lapang: Sebaiknya teknologi alat bantu seperti echosounder dapat
digunakan saat melakukan praktek lapang, agar kami mahasiswa juga mengetahui
cara kerja echosounder secara langsung.
-
Untuk Mata Kuliah: Cara belajarnya
sangat baik sehingga kami mengerti mata kuliah teknologi alat bantu penangkapan
dengan jelas.
DAFTAR
PUSTAKA
Atmaja SB Dan
Haluan J. 2003. Perubahan Hasil Tangkapan Lestari Ikan Pelagis di Laut Jawa dan
Sekitarnya. Buletin PSP. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Ayodhyoa AU. 1981.
Metode Penangkapan Ikan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 81 hal.